Sepekan terakhir, nama Rian Mahendra tengah ramai jadi perbincangan. Buat yang belum tahu, Rian merupakan mantan Direktur Operasional PO (Perusahaan Otobus) Haryanto. Selama 19 tahun Rian mengabdi di perusahaan milik sang ayah tersebut.
Namun, sejak Juli 2022 Rian tak lagi mengemban tugasnya sebagai Direktur Operasional. Dalam video klarifikasi yang diunggah akun Youtube PO Haryanto Official, Rian menyebut sang ayah sudah tak lagi berkenan dirinya bergabung di perusahaan tersebut. Rian hanya mengatakan ada masalah internal yang tidak bisa dibeberkan lebih lanjut.
Kendati demikian, Rian juga meminta agar warganet tidak menuding hal-hal negatif kepada sang adik. Menurutnya, permasalahan dengan PO Haryanto tidak ada kaitan dengan keluarga, apalagi adik-adiknya. Ia juga mengatakan hubungannya dengan sang ayah tidak terpisahkan sekalipun dihantui masalah perusahaan tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ya intinya Bapak udah enggak berkenan gua di perusahaan, dan gua terima dengan lapang dada. Kalau kalian tanya masalahnya apa itu, internal perusahaan karena gua harus menjaga marwah orang banyak," tutur Rian dalam video yang berujudul 'Rian Mahendra II Masa Bakti Saya di PO Haryanto Sudah Selesai.
Belum habis sampai di situ, dalam video lain yang diunggah Youtube EDU Bus Akap, Rian mengatakan bahwa dirinya sama sekali tidak mendapatkan pesangon setelah pemecatan itu. Tidak cuma itu, Rian juga mengaku dia harus mengembalikan barang yang dipinjamkan PO Haryanto, termasuk salah satunya mobil.
Barang-barang itu, kata Rian, bersifat inventaris sehingga harus dikembalikan saat dirinya tak lagi mengemban tugas di perusahaan. Selama 19 tahun bekerja di perusahaan sang ayah, dirinya juga mengatakan tidak memiliki aset apa-apa, terkecuali motor Nmax.
Rian sejauh ini belum membeberkan rencana masa depannya. Namun ia menyebut bakal beristirahat usai tak lagi bergabung dengan PO Haryanto. Rian juga terlihat cukup aktif di media sosial belakangan ini sembari membantah isu liar yang beredar. Seperti soal pemecatan dirinya yang merupakan keputusan banyak pihak. Di samping itu, ia juga menyebut belum ada rencana untuk mendirikan PO sendiri karena biaya yang dikeluarkan sangat besar.
"Bikin PO itu enggak kaya orang bikin angkringan modal Rp 5 juta cukup, bus satu aja harganya Rp 2 miliar, kalo gua sekarang mau beli bus ngutang. Ya mungkin ntar kalau ada temen-temen mau nyumbang atau mau gabung ya oke lah, tapi kalau duit gua pribadi dari mana?" tutur Rian melalui kanal Youtube pribadinya.
"Gue sertifikat tanah aja enggak punya. BPKB aja cuma Nmax, itu juga kredit sendiri. Enggak ada (aset), enggak punya apa-apa gue. Rumah aja enggak punya, enggak ada satu pun aset keluarga yang atas nama gue, enggak ada," sambung Rian.
Menurut Rian, saat masih menjabat sebagai Direktur Operasional PO Haryanto, dia terlalu sibuk memajukan karyawan dan menyejahterakan karyawan. Sehingga, dia tak punya waktu untuk memikirkan dirinya sendiri.
"Tahu gini 19 tahun kerja gue harusnya sambil nyari duit ya. Bisa nabung, jadi kalau lagi kayak gini gue bisa beli bus. Gue terlalu asik bikin nyejahterain orang, bikin karyawan kaya dan perusahaan berkembang, gue jadi enggak mikirin diri sendiri," kata Rian.
(dry/rgr)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah