Wuling Air EV Bekas KT G20 Dijual Murah, Laku Keras!

Berita Terpopuler Desember

Wuling Air EV Bekas KT G20 Dijual Murah, Laku Keras!

Tim detikcom - detikOto
Senin, 02 Jan 2023 17:16 WIB
Wuling serahkan 300 unit Air ev kepada Kementerian Sekretariat Negara untuk mendukung KTT G20 Bali
Wuling Air ev bekas KTT G20. Foto: Dok. Wuling Motors
Jakarta -

Wuling Air ev termasuk dalam salah satu kendaraan resmi di perhelatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Bali. Total ada ratusan unit Wuling Air ev yang digunakan KTT G20. Wuling mengerahkan 300 unit Air ev yang terdiri dari 216 unit tipe Long Range dan 84 unit tipe Standard Range dalam rangka mendukung mobilitas para delegasi G20 dan organisasi internasional selama 15-16 November 2022.

Selama KTT G20 berlangsung, Wuling Air ev ditugaskan sebagai kendaraan resmi para delegasi anggota G20, yang berasal dari Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brazil, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Korea Selatan, Meksiko, Prancis, Rusia, Turki, dan Uni Eropa. Kemudian, delegasi undangan lainnya yang berasal dari Uni Emirat Arab, Belanda, Fiji, Kamboja, Rwanda, Senegal, Singapura, Spanyol, dan Suriname juga turut berkendara dengan Air ev.

Adapun setelah perhelatan KTT G20 selesai, mobil listrik yang jadi kendaraan resmi dikembalikan ke masing-masing pabrikan. Ya deretan mobil itu memang berstatus sebagai pinjaman, makanya setelah selesai digunakan langsung dikembalikan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Wuling kemudian memutuskan mobil listrik termurah di Indonesia itu dijual dengan harga spesial. Kabarnya, Wuling Air ev bekas G20 itu mendapat potongan harga hingga Rp 18 jutaan. Bagi konsumen yang tertarik membeli Wuling Air ev bekas G20 bakal menjadi tangan pertama juga. Sebab unit peminjaman G20 belum diberikan surat-surat.

Selain itu konsumen yang membeli Wuling Air ev bekas juga tetap diberikan garansi seperti membeli mobil baru. Sebagai gambaran, Wuling Air ev dalam kondisi baru saat ini dijual dengan harga Rp 238 juta sampai Rp 311 juta on the road Jakarta

ADVERTISEMENT

"Jadi mobil memang seperti kondisi baru, mobil hanya dipakai selama 2 hari pas G20 kemarin. Garansi umum 3 tahun, garansi baterai 8 tahun," jelas seorang tenaga penjual Wuling saat dikonfirmasi detikOto.

Hanya selang beberapa pekan, mobil listrik mungil itu ternyata menjadi incaran karena langsung ludes. Brand and Marketing Director Wuling Motors Indonesia Dian Asmahani menjelaskan salah satu daya tarik Air ev bekas KTT G20 adalah liverynya. Konsumen juga tak perlu lama menunggu unitnya karena ready stock.

"Ada juga karena memang ini unit G20 kan juga spesial juga dengan sticker livery," terang Dian.

Jangan asal memasang stiker happy family di kaca belakang mobil. Tanpa disadari hal itu rupanya sangat berisiko dan berbahaya. Stiker itu bahkan telah memakan banyak korban. Untuk itu, pemilik kendaraan tidak disarankan menempel stiker tersebut.

Misalnya kejadian buruk terkait pemasangan stiker happy family itu dialami wanita bernama Kathleen Wiggins di Florida, Amerika Serikat. Ia menjadi sasaran penjahat usai memasang stiker happy family di kaca mobil. Menurutnya, stiker yang memuat profesi suami sebagai angkatan laut itu seakan memberi tahu, Kathleen sering sendirian di rumah.

Suaminya yang berprofesi sebagai tentara dianggap sering bepergian ke luar daerah. Parahnya lagi, stiker itu mengungkap dia hanya tinggal bersama anak kecil dan seekor anjing. Itulah mengapa, pelaku kejahatan mengira, tak ada sosok 'kuat' lain yang bisa melindungi Kathleen saat suaminya sedang bertugas.

"Itu (dampak menggunakan stiker happy family) benar-benar membuatku terancam," ungkap Kathleen.

Stiker Happy Family di Mobil.Stiker Happy Family di Mobil. Foto: Ist.

Kriminolog sekaligus mantan petugas polisi, Terry Goldsworthy mengatakan, saat seseorang menggunakan stiker happy family di kendaraan, dia berarti telah menyebarkan informasi pribadi seperti struktur, nama dan profesi masing-masing anggota keluarga.

Menurut Terry, memasang stiker happy family di mobil sama seperti menyebarkan informasi pribadi melalui media sosial. Hal itu menurutnya bisa menjadi 'petunjuk' penjahat melancarkan aksinya. Itulah mengapa, dia melarang pemilik kendaraan menggunakan stiker tersebut.

Senada dengan Terry, Tony Ivey dari Spartanburg County Sheriff's Department tak menganjurkan penggunaan stiker happy family di kendaraan pribadi. Sang penemu Monica Liebenow pun juga merasa iktu menyesal karena temuannya itu justru bisa membahayakan orang lain.

"Mulanya, stiker itu tidak berbahaya dan hanya dipasang di mobil dengan niat baik orang-orang yang bangga dengan anggota keluarganya. Tapi, saya benar-benar tidak menyangka, stiker tersebut justru memudahkan penjahat mengetahui (informasi) seputar korbannya," sesal Monica.


Hide Ads