Nasib Ojol Pakai Motor Listrik, Orderan Jadi Sering Ditolak!

Berita Terpopuler September 2022

Nasib Ojol Pakai Motor Listrik, Orderan Jadi Sering Ditolak!

Septian Farhan Nurhuda - detikOto
Senin, 02 Jan 2023 07:55 WIB
Ojek online mengendarai motor listrik
Driver ojek online yang narik pakai motor listrik. Foto: Septian Farhan Nurhuda/detikOto
Jakarta - Curhat Ojol pemakai motor listrik jadi salah satu berita paling populer selama September 2022. Tak lagi memakai motor bensin, abang Ojol berkisah tentang suka dan duka memakai motor listrik, termasuk soal orderan yang sering ditolak.

Suatu hari, tepatnya 7 September 2022, detikOto bertemu dan berbincang langsung dengan driver ojol bernama Muhammad Sadeli. Dia mengaku sudah lama menggunakan motor listrik Smoot Tempur untuk mengangkut penumpang.

Sadeli menjelaskan, selama berbulan-bulan menggunakan motor listrik, dirinya merasa ada perbedaan dibandingkan motor bertenaga bensin. Misalnya, suara mesin yang lebih halus, biaya operasional yang lebih irit, serta kecepatan yang masih di bawah rata-rata.

"Kalau ditanya bedanya sama motor bensin, ini motor listrik lelet banget, enggak bisa ngebut. Kecepatannya cuma 50 kilometer per jam. Jadi kalau ada yang order, saya sering nanya dulu, buru-buru enggak? Takutnya nih motor enggak bisa ngejar," ujar Sadeli kepada detikOto, kalau itu.

Ojek online mengendarai motor listrikOjek online mengendarai motor listrik. Foto: Septian Farhan Nurhuda/detikOto

Sadeli mengaku, kustomer sering kali membatalkan pesanannya setelah tahu dirinya memakai motor listrik. Meski rasanya sakit, namun lama-lama dia terbiasa dengan keadaan tersebut.

"Kalau ada yang mau order buru-buru, kitanya repot, susah. Saya sih sejujurnya sering banget (orderannya) di-cancel semenjak naik motor listrik. Itu biasanya setelah saya kasih tahu (via pesan) kalau saya naik motor listrik. Biasanya mereka yang emang mau buru-buru," urainya.

Bukan hanya itu, Sadeli menambahkan, ada sejumlah konsumen yang membatalkan orderannya usai tahu dirinya hendak mampir ke swap station untuk mengganti baterai. Sebab, bagi sebagian konsumen, itu membutuhkan banyak waktu.

"Padahal ganti baterai paling cuma sekian detik," kata Sadeli.

[Halaman selanjutnya: Desain Bus-bus Indonesia Ditiru Negara Lain]

Desain Bus-bus Indonesia Ditiru Negara Lain

Selain kisah driver ojol bermotor listrik barusan, berita lain yang banyak dibaca di detikOto sepanjang September lalu adalah tentang desain bus-bus Indonesia yang kerap ditiru merek lain di luar negeri. Hal tersebut seakan membuktikan, secara tampilan, bus lokal masih lebih unggul.

Diketahui, hingga kini, Indonesia memang belum bisa membuat mesin bus. Tapi dari sisi karoseri, Indonesia bisa tepuk dada. Sebab desain-desain bodi bus buatan karoseri Tanah Air dikagumi pihak luar, sehingga ada negara yang mulai percaya mengimpor bodi bus buatan Indonesia.

Pemilik PO Sumber Alam, Anthony Steven Hambali menjelaskan, bodi bus buatan Indonesia saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. Bahkan beberapa model bus yang dikembangkan di Indonesia ditiru karoseri negara lain.

"Karena desain-desain (bus) kita di sini itu dipandang bagus. Dan menurut saya saat ini desain bus dari karoseri Indonesia itu sudah tidak lagi berkiblat ke Eropa atau Jepang," buka Anthony dalam acara Press Conference Busworld Southeast Asia 2022, di Jakarta, September lalu.

Sleeper bus Laksana yang ditiru karoser luar negeriSleeper bus Laksana yang ditiru karoser luar negeri Foto: Instagram @buscampindonesia

Apa yang diungkapkan Anthony bukan sekadar bualan semata, sebab pernah ada karoseri asal Bangladesh yang terang-terangan menjiplak bodi bus buatan karoseri Laksana asal Ungaran, Semarang.

Adapun model bodi yang ditiru adalah Laksana Legacy SR2 Suite Class, model ini kali pertama meluncur pada pameran otomotif GIIAS 2019 di Tangerang.

Dari sisi penampilan, bus tiruan itu sangat mirip dengan sleeper bus Laksana yang punya ciri khas desain atap floating roof dan selendang ala Legacy SR2. Bahkan desain livery-nya pun sangat identik. Selain itu, yang menarik lagi pihak karoseri tersebut juga menyematkan logo dan emblem asli Laksana.

Jika Legacy SR2 Suite Class Indonesia biasanya dipadukan dengan sasis Hino atau Mercedes-Benz, maka versi tiruannya di Bangladesh menggunakan sasis besutan Ashok Leyland yang posisi mesinnya masih terletak di depan. (sfn/din)


Hide Ads