Duh! Bodi Bus Buatan Karoseri Tak Pakai Anti Karat, 5-8 Tahun Sudah Keropos

Duh! Bodi Bus Buatan Karoseri Tak Pakai Anti Karat, 5-8 Tahun Sudah Keropos

Luthfi Anshori - detikOto
Rabu, 30 Nov 2022 21:05 WIB
Bus wisata PO Gandos yang mengalami kecelakaan di Bukit Bego, Bantul Februari 2022
Bus buatan karoseri di Indonesia tidak menggunakan anti karat, dipakai 5-8 tahun sudah keropos. Foto: Dok. Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT)
Jakarta -

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyebut bodi bus yang dibuat perusahaan karoseri di Indonesia tidak akan bisa bertahan lama. Hal itu karena bodi bus buatan mereka tidak memiliki lapisan anti karat, sehingga dalam jangka waktu tertentu akan mengalami keropos seiring pemakaian.

Seperti disampaikan Plt Kepala Sub Komite Investigasi Kecelakaan LLAJ KNKT, Ahmad Wildan, bus-bus yang beredar di Indonesia terdiri dari dua bagian, yakni bagian sasis termasuk mesin seperti yang dibuat Hino atau Scania, kemudian bagian bodi yang dibuat oleh perusahaan karoseri seperti Adiputro atau Laksana.

Untuk sasis, Wildan mengatakan usianya bisa lama hingga mencapai puluhan tahun. Sementara bagian bodi tidak demikian, bodi bus yang tidak dilapis anti karat, memiliki waktu pemakaian tak lebih dari 10 tahun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bus ini beda dengan mobil penumpang. Bus ini ada dua bagian, ada yang namanya sasis dan ada yang namanya kabin. Sasis ini yang buat ATPM, rancangan teknisnya atau umurnya bisa tahan 30-40 tahun. Kalaupun mau diperbaiki tinggal ganti roda, reinforcement, tune up, dan sebagainya jadi baru lagi," kata Wildan di Forum Kehumasan dan Media Rilis 'Keselamatan Bus Pariwisata di Indonesia (Studi Kasus Kecelakaan Bus Wisata di Tebing Bego, Bantul), Rabu (30/11/2022).

Menurut Wildan, biaya pelapisan anti karat cukup mahal. Di mobil penumpang yang terjual ribuan hingga puluhan ribu unit per bulan, biaya pelapisan anti karat yang mahal bakal terasa murah. Sementara di industri karoseri yang penjualannya bisa dihitung jari, proses pelapisan anti karat akan menjadi mahal.

ADVERTISEMENT

"Yang jadi masalah kabinnya. Kabin bus beda dengan kabin mobil seperti Innova, Suzuki, Ertiga, dan sebagainya. Kalau mobil penumpang yang itu semuanya dicelup dengan cairan anti karat. Bus gak. Kenapa? Karena bus kan produksinya sedikit. Mencelup anti karat 1 bus dengan 2.000 bus, itu sama aja biayanya. Jadi kalaupun orang karoseri memproduksi 100 bus, suruh ngeluarin uang buat 2.000 bus, ya dia rugi nanti. Oleh sebab itu nggak ada satu pun karoseri di Indonesia yang mencelup bodi bus dengan anti karat," sambung Wildan.

"Jadi ini ada gap (selisih) usia. Sasis usianya 30-40 tahun, kabin (bodi) maksimal hanya 8 tahun, bahkan menurut saya sekitar 5 tahun itu sudah keropos dia, tergantung tempatnya di mana. Nggak akan ada yang lebih dari 8 tahun, pasti akan mengalami pengeroposan. Sehingga pada saat tabrakan, deformasi ini akan masuk ke survival space dan ini sangat berbahaya," tukas Wildan.




(lua/din)

Hide Ads