Di media sosial viral unggahan foto dengan narasi RON pada Pertalite tidak sesuai. Dalam foto itu disebutkan Pertalite memiliki RON 86, bukan 90, yang ditunjukkan oleh sebuah alat.
Namun, Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengatakan, alat pengujian RON yang akurat harus mengacu kepada metode standar seperti ASTM RON method.
"Di mana seluruh proses pengujian dapat divalidasi dan alat yang digunakan selalu dikalibrasi," jelasnya seperti dikutip detikFinance.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pada gambar tersebut, Pertamina tidak dapat memastikan alat yang digunakan dalam pengujian RON. Jika alat yang digunakan tersebut adalah Oktan Analyzer Portable, alat tersebut juga harus terbukti sudah terkalibrasi menggunakan certified reference material secara berkala," tambahnya.
Spesifikasi BBM jenis Pertalite diatur dalam Keputusan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Nomor 0486.K/10/DJM.S/2017. Sesuai aturan tersebut, Pertalite memiliki spesifikasi angka oktan riset (research octane number/RON) minimal 90, stabilitas dan oksidasi dengan batasan minimal 360 menit. Kandungan sulfur maksimal 0,05%m/m (setara dengan 500 ppm), sulfur merkaptan 0,002% m/m (setara dengan 20 ppm), dan tidak memiliki kandungan timbal. Pertalite memiliki warna hijau dengan visual jernih dan terang.
Untuk membuktikan, pemerintah juga telah meminta Lemigas menguji spesifikasi Pertalite. Sebagai tahap awal, Lemigas mengambil sampel Pertalite di 6 SPBU di wilayah Jakarta yaitu SPBU Lenteng Agung, 2 SPBU di Taman Mini, SPBU Abdul Muis, SPBU di Sunter, dan SPBU di S.Parman.
Sampel yang diperoleh dari keenam SPBU tersebut kemudian diuji secara teknis terkait standar dan mutu Pertalite sesuai Keputusan Direktur Jenderal Migas No.0486.K/10/DJM.S.2017 tentang Standar dan Mutu BBM jenis bensin RON 90 yang dipasarkan di Dalam Negeri.
"Sampel BBM Pertalite tersebut kemudian diuji di Balai Besar Pengujian Migas Lemigas Direktorat Jenderal Migas dengan prosedur dan standar pengujian yang baku untuk 19 parameter uji," terang Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji dikutip laman Lemigas.
Adapun 19 parameter yang dimaksud adalah angka oktana, stabilitas oksidasi, kandungan sulfur, sulfur merkaptan, kandungan timbal, kandungan logam, kandungan oksigen, kandungan olefin, kandungan aromatik, kandungan benzene, distilasi, sedimen, unwashed gum, washed gum, tekanan uap, berat jenis pada 15 derajat celcius, korosi bilah tembaga, penampilan visual, dan warna.
Dari hasil pengujian tersebut, terlihat Pertalite di keenam SPBU memenuhi batasan mutu yang ditetapkan. Misalnya angka oktan Pertalite di SPBU Abdul Muis 90,5, di Sunter 90,1, di S.Parman 90,2. Warnanya pun sama yakni hijau dengan penampilan jernih dan terang. Kandungan sulfur pun masih di bawah ambang batas maksimal yang ditetapkan.
(rgr/mhg)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?