Kecelakaan maut kembali melibatkan bus pariwisata. Peristiwa ini terjadi di turunan Pasar Kertek, Kabupaten Wonosobo, Sabtu (10/9/2022) dini hari.
Kecelakaan melibatkan bus pariwisata dengan nomor polisi N 7944 US, dua mobil pikap, mobil Toyota Kijang Innova dan Nissan Livina. Akibat dari kecelakaan ini, tujuh orang meninggal dunia dan beberapa korban lainnya dilarikan ke rumah sakit.
Pengamat transportasi yang juga Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat Djoko Setijowarno menilai, perusahaan bus pariwisata yang terlibat kecelakaan juga perlu diusut. Jangan cuma menyalahkan sopir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pemilik bus pariwisata beralamat di Probolinggo adalah PT Elrayan Putra Mandiri yang dipimpin Haris Arafah telah lewat masa aktifnya," kata Djoko dalam keterangan tertulisnya.
"Seperti halnya kecelakaan yang melibatkan angkutan pariwisata, menjadikan pengemudi menjadi tersangka. Hingga sekarang belum pernah ada pengusaha angkutan paiwisata yang ikut dipidana secara hukum. Walaupun sudah terang benderang kesalahan dokumen yang harus ditaati tidak dimiliki pihak pengusaha angkutan wisata, seperti uji berkala (kir) sudah melewati batas waktu dan izin penyelenggaraan sudah kadaluarsa," bilangnya.
Dia menyebut, banyak kasus kecelakaan serupa yang sampai sekarang tidak ada kejelasan tindak lanjutnya. Menurut Djoko, sejumlah kasus kecelakaan bus pariwisata yang belum tuntas tahun ini antara lain kecelakaan bus pariwisata di ruas Tol Mojokerto - Surabaya (16/5/2022), kecelakaan bus pariwisata di Ciamis (21/5/2022).
"Kesemuanya bukan kesalahan pengemudi semata, sudah terbukti ada kontribusi kesalahan dari pemilik kendaraan (pengusaha angkutan). Namun hingga sekarang, polisi belum menuntaskannya," sebut Djoko.
Untuk itu, Djoko menilai operator bus pariwisata juga bertanggung jawab terhadap keselamatan. Djoko menegaskan, pemilik kendaraan wajib melaksanakan rutin uji berkala (kir) dan memberikan risk journey(risiko perjalanan) kepada pengemudi.
"Tentunya, perusahaan angkutan wisata harus memilih pengemudi yang telah atau pernah melalui rute tujuan wisata yang dipesan oleh penyewa," ujarnya.
"Penyewa bus pariwisata seringnya menghendaki harga sewa yang murah terkait dengan ketersediaan anggaran yang terkumpul. Namun masyarakat yang mau berwisata juga harus disadarkan jika keselamatan menjadi hal yang sangat penting dalam berperjalanan," ucap Djoko.
(rgr/din)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?