Bisa Ditiru, Ini Cara Agar Sopir Truk Tak Rawan Kecelakaan

Bisa Ditiru, Ini Cara Agar Sopir Truk Tak Rawan Kecelakaan

Tim detikOto - detikOto
Rabu, 07 Sep 2022 21:03 WIB
Kondisi salah satu truk boks yang terlibat tabrakan beruntun di Bypass Ir Soekarno, Jalur Denpasar-Gilimanuk, Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan, Bali, Kamis (14/7/2022).
Iustrasi kecelakaan truk (Foto: Istimewa)
Jakarta -

Banyak peristiwa miris di jalanan yang bisa membuat kita mengelus dada, salah satunya kecelakaan truk atau bus yang disebabkan lalainya sopir dalam berkendara. Tentu untuk bisa mengurangi kejadian ini pengusaha angkutan sangat berperan.

Seperti yang disampaikan salah satu pengusaha jasa logistik PT Amanta Jaya, Fauzi Ismi Pandapotan, saat dihubungi detikOto. Fauzki mengatakan ada beberapa cara untuk bisa menekan angka kecelakaan truk, salah satunya dengan mengatur jadwal sopir dengan baik.

"Jadi menurut saya, memberikan ketetapan jadwal pada sopir truk (langkah paling tepat), misalnya sopir truk sudah jalan 12 jam, ada baiknya itu diberikan istirahat pada sopir tersebut, supaya sopir tetap fresh dan bisa menjaga kesehatan," ucap Fauzi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fauzi menambahkan saat sopir istirahat, hal ini juga bisa membuat truk sehat, karena bisa ikut juga beristirahat.

Kondisi pikap usai tabrak truk di Binjai, Sumut.Ilustrasi Kondisi pikap usai tabrak truk di Binjai, Sumut. Foto: Istimewa

"Dan ini bisa menjaga kesehatan pada truk tersebut, sehingga sistem kinerja truk tetap oke tidak cepat panas, yang bisa mengakibatkan fenomena yang terjadi saat ini tabrakan dan rem blong," Fauzi menambahkan.

ADVERTISEMENT

Fauzi bilang perihal rem bolong pada truk bukan hanya karena tidak dirawat, melainkan bisa juga disebabkan truk terus bekerja dan jarang diistirahatkan.

"Rem blong bisa juga diakibatkan dari truk tersebut berjalan terus menerus atau sopir kelelahan. Mungkin cara baiknya menggunakan sistem jadwal operasional yang jelas. Kalau bekerja dari jam 06.00 WIB pagi ke jam 18.00 WIB, ada baiknya sopir itu tidak diberikan jalan lagi," Fauzi menjelaskan.

"Bahkan misalnya pabriknya berada di Karawang, perginya hanya ke Cibitung, perjalanan kan itu tidak panjang, tapi banyak menunggu. Nah, menunggu juga bisa buat cape, jadi ada baiknya walaupun tidak jalan, 12 jam kerja tetap diberlakukan agar bisa lebih mudah beristirahat," tutup Fauzi.




(lth/din)

Hide Ads