Ribut-ribut Gegara Merekam Korban Kecelakaan, Buat Apa Sih Direkam?

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Rabu, 13 Jul 2022 10:49 WIB
Foto: Ilustrasi kecelakaan (Edi Wahyono/detikcom)
Jakarta -

Viral di media sosial terjadi keributan di Jakarta Utara diawali dari kecelakaan maut yang melibatkan pengendara sepeda motor dan bus Transjakarta. Dilaporkan, keributan itu dipicu karena seorang saksi kecelakaan mendokumentasikan kejadian. Namun, pihak keluarga tidak terima.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan menjelaskan keributan itu terjadi di depan mal di Sunter, Jakarta Utara, pada Senin (11/7) sore. Diawali adanya kecelakaan melibatkan Transjakarta yang menewaskan seorang pengendara motor.

"Saksi H melihat adanya korban laka lantas yang meninggal di tempat. Kemudian saksi ingin mendokumentasikan kejadian tersebut, tapi keluarga korban tidak ingin saksi melakukan hal tersebut," ujar Zulpan dikutip detikNews.

Menurutnya, pihak keluarga korban mencoba menyerang saksi tersebut karena merasa tak terima didokumentasikan. Tak sampai di situ, keluarga korban juga terlibat keributan dengan pemotor lain yang sedang melintas.

"Kemudian berusaha menyerang saksi, namun saksi lari ke atas jembatan penyeberangan. Kemudian keluarga korban ribut dengan pengendara motor yang lewat," ungkap Zulpan.

Keributan itu akhirnya berakhir dengan mediasi antara pihak keluarga korban dengan saksi kecelakaan. Usut punya usut saksi H adalah seorang wartawan.

Namun, etis nggak sih mendokumentasikan korban kecelakaan? Sebab, sering terjadi ketika ada kecelakaan masyarakat berkerumun untuk mendokumentasikan kejadian itu. Bahkan, tak sedikit yang tidak segan mendokumentasikan kondisi korban kecelakaan. Tak cuma bikin macet, kerumunan yang mendokumentasikan kecelakaan tersebut juga bisa menyinggung keluarga korban.

"Ini tidak etis ya ketika seseorang melakukan dokumentasi (kedukaan) tanpa izin atau tujuan tertentu," kata praktisi keselamatan berkendara yang juga Director Training Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana, kepada detikcom, Rabu (13/7/2022).

Menurutnya, kebiasaan mendokumentasikan kecelakaan beserta kondisi korbannya ini sering dilakukan oleh masyarakat hanya untuk dibagikan ke media sosial.

"Tujuan yang beragam: edukasi, peringatan bahkan sampai berlomba-lomba seolah-olah dia yang paling update," ucap Sony.

Dia menegaskan, dokumentasi kejadian kecelakaan sifatnya pribadi dan dilakukan oleh orang yang berkepentingan untuk bahan investigasi. Menurutnya, tidak etis juga membagikan video atau foto yang menggambarkan kondisi korban kecelakaan di media sosial.

"Kalaupun mau di-share, ada hal-hal yang harus ditutupi demi etika dan tidak membuat kemacetan," sebutnya.



Simak Video "Video Pria Tewas di Blitar Diduga Bawa Petasan dan Meledak Saat Kecelakaan"

(rgr/din)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork