Dilema Mau Naikkan Harga Pertamax, Akhirnya Ditahan Rp 12.500

Dilema Mau Naikkan Harga Pertamax, Akhirnya Ditahan Rp 12.500

Ridwan Arifin - detikOto
Minggu, 10 Jul 2022 09:24 WIB
Petugas melayani pengisian BBM di SPBU 24.351.126 Jalan Pangeran Antasari, Bandar Lampung, Lampung, Selasa (19/4/2022). Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel mengerahkan 384 unit armada mobil tangki, 27 unit bridger avtur dan 174 unit skid tank untuk LPG serta 16 titik SPBU kantung dan 15 titik layanan motoris pada jalur mudik ditambah 11 SPBU Siaga Tol Trans - Sumatera dan empat SPBU Modular di sepanjang jalur Tol Bakauheni - Palembang. ANTARA FOTO/Ardiansyah/wsj.
Ilustrasi pengisian BBM Pertamax Foto: ANTARA FOTO/ARDIANSYAH
Jakarta -

Harga minyak dunia terus naik. Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati mengungkapkan alasan masih menahan harga jual Pertamax di angka Rp 12.500 per liter.

Harga minyak dunia terus naik karena ketidakpastian global yang terjadi saat ini. Sejumlah negara bahkan mengalami krisis energi. Khusus di dalam negeri, lonjakan harga minyak dunia itu menyebabkan beban subsidi BBM makin bertambah.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati menjelaskan kenaikan harga minyak yang sangat tinggi mengakibatkan beberapa negara mengalami krisis energi. Tantangan berat di sektor hilir adalah harga keekonomian produk meningkat tajam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita masih menahan dengan harga 12.500, karena kita juga pahami kalau Pertamax kita naikkan setinggi ini, maka shifting ke Pertalite akan terjadi, dan tentu akan menambah beban negara," ujar Nicke dalam keterangan resminya dikutip Minggu (10/7/2022).

Bila dibandingkan dengan harga keekonomian, harga jual BBM dan LPG yang ditetapkan Pemerintah memiliki selisih hingga belasan ribu rupiah.

ADVERTISEMENT

Pertamina menyebutkan per Juli 2022, untuk Solar CN-48 atau Biosolar (B30), dijual dengan harga Rp 5.150 per liter, sementara harga keekonomiannya mencapai Rp 18.150. Jadi untuk setiap liter Solar, Pemerintah membayar subsidi Rp 13 ribu.

Sementara Pertalite harga jual masih tetap Rp 7.650 per liter, sedangkan harga pasar saat ini adalah Rp 17.200. Sehingga untuk setiap liter Pertalite yang dibayar oleh masyarakat, Pemerintah mensubsidi Rp 9.550 per liternya.

Lebih lanjut untuk Pertamax, Pertamina masih mematok harga Rp 12.500. Sedangkan untuk RON 92, kompetitor sudah menetapkan harga sekitar 17 ribu. Karena secara keekonomian harga pasar telah mencapai Rp 17.950.




(riar/lua)

Hide Ads