Eropa Haramkan Jual Kendaraan Bensin 2035, Jerman Punya BBM Sintetis

Eropa Haramkan Jual Kendaraan Bensin 2035, Jerman Punya BBM Sintetis

M Luthfi Andika - detikOto
Selasa, 05 Jul 2022 18:53 WIB
The new Volkswagen ID Buzz electric van (R) and the ID Buzz Cargo are displayed during their presentation in Hamburg, northern Germany on March 9, 2022. - The German automaker unveiled the campers latest iteration, known as the ID.Buzz, part of the flagship ID line with which Volkswagen is leading a multi-billion-euro charge into the electric car market. (Photo by John MACDOUGALL / AFP)
VW listrik (Foto: AFP/JOHN MACDOUGALL)
Jakarta -

Muncul kabar berbagai negara di Eropa setuju untuk menghentikan penjualan kendaraan bermesin baik mobil atau motor dalam beberapa tahun mendatang. Kini bisa dipastikan kabar tersebut benar adanya alias valid.

Dikutip visordown, parlemen di Eropa melakukan voting dan telah mencapai kata mufakat untuk bisa mengakhiri penjualan kendaraan konvensional alias bermesin pada 2035. Meski beberapa negara mengatakan baru akan menerapkan aturan tersebut pada 2040, atau mundur 5 tahun dari ketentuan.

Salah satunya adalah Italia, yang mengatakan baru akan mengharamkan berjualan mesin bensin pada 2040. Hal tersebut semata dilakukan untuk memproteksi manufaktur yang ada di dalam negeri Italia, seperti Ferrari yang baru dengan kendaraan listrik pada 2040.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kendati demikian parlemen Eropa juga memastikan akhir penjualan kendaraan konvensional terjadi pada 2035.

10 Kota Paling Layak Huni di Dunia10 Kota Paling Layak Huni di Dunia Foto: (Getty Images)

Meski demikian parlemen di Eropa juga memiliki pekerjaan rumah yang berat karena harus mempersiapkan infrastruktur untuk mendukung kendaraan listrik. PR lain yang juga harus dituntaskan adalah berkembangnya teknologi Bahan Bakar Minyak (BBM) masa depan, seperti yang tengah digagas Jerman.

ADVERTISEMENT

Jerman menjadi salah satu negara yang menyetujui aturan penghentian penjualan mobil pembakaran internal pada 2035, namun mereka menyepakatinya dengan syarat. Syarat yang diminta Jerman adalah memasukkan bahan bakar sintetis (atau kerap disebut dengan eFuels) dalam rencana tersebut.

BBM sintetis dibuat dengan mengambil CO2 dari atmosfer untuk kemudian didaur ulang menggunakan bahan bakar hidrokarbon seperti bensin, diesel, atau avgas, dengan menggunakan energi terbarukan.

Fakta bahwa CO2 yang dikeluarkan dari knalpot sebagai hasil pembakaran bahan bakar sintetis memiliki jumlah yang sama seperti yang diambil dari atmosfer, dianggap membuatnya berhak mendapat status karbonnetral.

Bahkan BBM ini diharapkan bisa digunakan pada ajang-ajang besar seperti Formula One dan MotoGP, dengan skema pada 2024 sebanyak 40% menggunakan BBM sintesis dan kemudian menggunakan bahan bakar sintesis secara menyeluruh beberapa tahun kemudian.




(lth/din)

Hide Ads