Badan Pengatur Hilir (BPH) Migas mengusulkan agar mobil di atas 2.000 cc tidak lagi boleh mengisi BBM Pertalite. Mobil dengan kriteria tersebut, dinilai tergolong sebagai mobil mewah. Pada dasarnya tidak semua mobil di atas 2.000 cc bisa dikategorikan mewah.
Untuk mobil-mobil di segmen premium, sekelas BMW hingga Mercedes-Benz juga punya model dengan kapasitas mesin di bawah 2.000 cc.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mengutip data distribusi wholesales Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Mercedes-Benz CLA 200 AMG Line menggendong mesin 1.332 cc atau AMG CLA 45 S dengan kapasitas mesin serupa. Kemudian BMW juga punya SUV X1 sDrive18i F48 A/T dan X2 sDrive 18i A/T dengan mesin 1.499 cc.
Kemudian ada deretan mobil lain dengan kapasitas 1.500 cc yang punya banderolan menyentuh Rp 500 juta. Lantas apakah deretan model tersebut masih boleh mengkonsumsi Pertalite?
Anggota Komite BPH Migas Saleh Abdurrahman dikutip CNBC Indonesia menyebut sejatinya deretan mobil mewah memang bukan lagi menggunakan Pertalite namun BBM dengan kandungan oktan lebih tinggi sekelas Pertamax.
"Mobil kluster baru dari pabrikan biasanya direkomendasi kan untuk menggunakan oktan tinggi, bisa lebih hemat dan pro lingkungan harapan kami begitu," ujar Saleh.
Pertalite dengan Research Octane Number (90) memang sebaiknya digunakan untuk mobil dengan kriteria tertentu. Mengutip laman MyPertamina, BBM Pertalite ini cocok digunakan untuk kendaraan dengan kompresi mesin 9:1 sampai dengan 10:1.
Bila kompresi mesin kendaraan di atas itu, maka dibutuhkan BBM dengan kandungan oktan lebih tinggi dengan RON 92. Jika kompresi mesin kendaraan lebih tinggi lagi dari pengguna BBM RON 92, maka dibutuhkan BBM dengan RON yang lebih tinggi pula.
Adapun untuk modelnya, dalam laman Daihatsu Indonesia menulis mobil dengan komporesi mesin 9:1 hingga 10:1 banyak ditemui pada mobil-mobil lansiran tahun 2014 ke bawah. Sedangkan untuk mobil keluaran 2014 ke atas sudah memiliki rasio kompresi 11:1. Perlu digarisbawahi, menyoal mobil 2.000 cc dilarang beli Pertalite masih sekadar usulan. Segala kemungkinan masih bisa berubah hingga akhirnya nanti keputusan disahkan.
"Tapi sekali lagi, ini masih draft usulan. Kriteria masih bisa berubah karena ini masih bersifat draft sementara," jelas Saleh.
(dry/lth)
Komentar Terbanyak
Memang Tak Semua, tapi Kenapa Pengguna LCGC Suka Berulah di Jalan?
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Bayar Pajak STNK Masih Datang ke Samsat? Kuno! Ini Cara Bayar Pakai HP