Pemerintah membolehkan masyarakat untuk melakukan mudik Lebaran tahun ini. Pengamat transportasi mengatakan, kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) yang saat ini melanda jangan sampai mengganggu momen mudik Lebaran.
Beberapa daerah di Indonesia mengalami kelangkaan solar. Djoko Setijowarno, Akademisi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata dan Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat, mengatakan diharapkan ada kemudahan mendapatkan BBM untuk transportasi umum yang mengangkut pemudik.
"Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) khususnya untuk transportasi umum yang membutuhkan solar perlu diantisipasi serius agar tidak mengganggu mobilitas," ujar Djoko dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom, Kamis (7/4/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Jutaan Orang Masih Pilih Mudik Naik Motor |
Djoko mengatakan potensi pergerakan nasional pada Lebaran 2022 diprediksi mencapai 79,4 juta. Berdasarkan data Balitbang Perhubungan potensi penggunaan moda transportasi masih didominasi oleh mobil pribadi sebanyak 26,8% atau 21,3 juta orang dan sepeda motor 18,7% atau 14,9 juta orang. Namun, bus juga menjadi pilihan bagi sebagian besar pemudik. Setidaknya 16,3% atau 12,9 juta orang pemudik diperkirakan menggunakan moda transportasi bus.
"Mudik berangkat dari terminal akan memudahkan pengawasan dan pengaturan. Apalagi mudik lebaran tahun ini ada persyaratan sudah vaksin ketiga (booster). Pengawasan akan lebih mudah dilakukan di ruang tertutup seperti terminal ketimbang di ruang terbuka. Penyelenggara tidak perlu menyediakan sejumlah toilet portable, tenda bagi pemudik yang menunggu sebelum diberangkatkan, tidak perlu mendatangkan petugas untuk melakukan ramp check bus. Kemudian dapat mengutamakan Bus AKAP yang angkut peserta mudik gratis. Jika kurang, baru kemudian dibantu sejumlah bus pariwisata," ucap Djoko.
"Tidak hanya penumpang yang harus diwajibkan sehat, namun semua pengemudi Bus AKAP/AKDP juga diwajibkan mengikuti tes kesehatan dan diberikan tambahan vitamin. Hanya pengemudi yang lolos tes kesehatan dapat diijinkan mengemudikan bus mengangkut pemudik. Lama perjalanan yang sekiranya di atas 8 jam, operator bus diharuskan menyediakan dua orang pengemudi. Semua armada bus yang mengangkut pemudik dipastikan sudah lolos uji berkala," ucapnya.
Menurut Djoko, untuk mengantisipasi arus mudik, perlu diperhatikan juga rest area di jalan tol. Kata dia, rest area tidak akan menampung seluruh pengguna jalan tol.
"Diberikan imbauan untuk keluar jalan tol mencari rest area di jalan non-tol. Harus dilarang bagi pemudik yang menggunakan bahu jalan tol untuk beristirahat. Bahu jalan tol digunakan untuk kondisi darurat, bukan untuk istirahat sesaat. Pemudik tidak harus lewat jalan tol, tetapi dapat menggunakan jalan non-tol, karena Kementerian PUPR sudah menjamin selesai perbaikan jalan nasional saat mudik Lebaran," tukasnya.
(rgr/din)
Komentar Terbanyak
Heboh Polantas Tanya 'SIM Jakarta', Begini Cerita di Baliknya
Sertifikat Kursus Nyetir Jadi Syarat Bikin SIM, Gimana kalau Belajar Sendiri?
Difatwa Haram, Truk Pembawa Sound Horeg Masuk Kategori ODOL?