Pemerintah dianggap tidak serius untuk bisa benar-benar menerapkan standar emisi gas buang Euro4 di Indonesia. Hal ini bisa diihat dari konsumen belum mendapat kejelasan dan jaminan tentang ketersediaan bahan bakar pendukung hingga ke pelosok.
Demikian disampaikan pengamat kebijakan publik Agus Pambagio. Dia mengatakan, keseriusan pemerintah dalam penerapan standar emisi Euro 4 pada kendaraan diesel di Indonesia mulai 7 April 2022 patut dipertanyakan.
Menurut Agus, hingga saat ini konsumen belum mendapat kejelasan dan jaminan tentang ketersediaan bahan bakar pendukung hingga ke pelosok, begitu juga dengan kejelasan besaran harga BBM dan lonjakan harga kendaraan.
"Penerapan standar Euro 4 mundur terus bertahun-tahun. Saat negara lain sudah di level Euro 6, kita masih berkutat untuk kejelasan Euro 4. Ini bukti pemerintah tidak serius," ujar Agus Pambagio.
Menurut Agus, tidak seriusnya pemerintah karena tidak adanya dirigen yang jelas untuk mengkoordinasikan kebijakan itu. Contohnya, bagaimana kepastian ketersediaan BBM solar, semestinya saat ini sudah jelas posisinya, baik dengan Pertamina dan juga Kementerian ESDM. Lalu dengan Kepolisian untuk penindakan hukumnya.
Agus menilai, banyak kepentingan politik dan lobi-lobi pihak tertentu yang 'bermain'. Beberapa tahun lalu, kebijakan itu akan berjalan, civil society sudah bergerak, ternyata tertunda karena ada lobi pihak-pihak tertentu yang ingin mengimpor banyak truk India standar Euro 2. "Di India sudah Euro 4, jadi yang Euro 2 mau dipakai di Indonesia dulu," tukas Agus.
Belum lagi soal ketersediaan BBM, Agus menilai beberapa waktu lalu solar sempat hilang dari pasaran. Hal tersebut menyebabkan pengusaha truk merana. Saat mereka sudah siap mengganti truknya dengan Euro 4, ternyata BBM tidak siap. Truknya terpaksa mendapat solar biasa.
"Kebijakan jangan menyusahkan masyarakat. Kalau benar tanggal 7 April 2022 kebijakan ini mau jalan, berarti tidak ada lagi biosolar. Biosolar diganti solar yang harus mendukung mesin Euro 4. Memang pemerintah berani mencabut biosolar?" tutur Agus.
"Padahal, kebijakan Euro 4 sangat bermanfaat bagi lingkungan. Semestinya, benar-benar serius disiapkan dan diimplementasikan, sehingga tidak membingungkan bagi konsumen, termasuk pelaku usaha," Agus menambahkan.
[Halaman Berikutnya: Kesiapan Pabrikan Otomotif Sambut Euro4]
(lth/din)