Pabrikan Truk Rusia Bakal Pakai Narapidana Gegara Kekurangan Pekerja

Pabrikan Truk Rusia Bakal Pakai Narapidana Gegara Kekurangan Pekerja

Ridwan Arifin - detikOto
Selasa, 21 Des 2021 19:39 WIB
AREQUIPA, PERU - JANUARY 10:  Kamaz - Master no. 514 KAMAZ 43509 T4 2 truck driven by Dmitry Sotnikov of Russia and Dmitrii Nikitin of Russia and Ilnur Mustafin of Russia compete during Stage Four of the 2019 Dakar Rally between Arequipa and Moquegua on January 10, 2019 in near Arequipa, Peru.  (Photo by Dean Mouhtaropoulos/Getty Images)
Kamaz Foto: Dean Mouhtaropoulos/Getty Images
Jakarta -

Pabrikan truk raksasa asal Rusia, Kamaz tengah kekurangan tenaga kerja. Alih-alih membuka lowongan kerja, Kamaz bakal mempekerjakan narapidana.

CEO Kamaz, Sergei Kogogin mengatakan sedang mencari tahu bagaimana para narapidana bisa dipekerjakan di pabrik yang berlokasi di Naberezhnye Chelny, Rusia.

"Saat ini kami sedang menilai bersama dengan Federal Penitentiary Service (FSIN) bagaimana mempekerjakan tahanan," ujar Sergei seperti dikutip Autoblog, Selasa (21/12/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bukan tanpa alasan, Kamaz tengah mengoptimalisasi potensi pabrik. Disebutkan bukan perkara mudah untuk mencari pekerja secara besar-besaran di era pandemi. Sebab pembatasan terkait pandemi telah mendorong banyak pekerja migran meninggalkan Rusia, memaksa pihak berwenang dan perusahaan swasta untuk memikirkan cara mengisi kekurangan pekerja.

Perusahaan yang 47% dimiliki oleh konglomerat Rostec dan 15% oleh Daimler itu telah membawa sebanyak 450 pekerja migran dari Uzbekistan, tetapi itu belum cukup.

ADVERTISEMENT

Sekarang Kamaz mempertimbangkan untuk mencari pekerja di penjara Rusia. Sebab pabrik yang berlokasi di Naberzhnye, Chelny, sebuah kota yang berjarak 900 kilometer masih kekurangan 4.000 pekerja. Pabrik tersebut saat ini sudah mempekerjakan 24.000 orang.

Lembaga Pemasyarakatan Federal (FSIN) awal tahun ini mengusulkan rencana untuk menggunakan narapidana untuk menambah tenaga kerja.

Menurut siaran pers Kamaz, jumlah lowongan staf potensial untuk tahanan tidak akan melebihi 100 orang dan akan menjadi bagian dari "program sosial" perusahaan.

"FSIN memiliki program untuk mempekerjakan narapidana yang dihukum karena kejahatan ringan. Kami siap menerima hingga beberapa lusin (orang)." siaran pers Kamaz menjelaskan.

Dikutip RT News, pada awal tahun ini, FSIN mengusulkan rencana untuk menggunakan narapidana sebagai pekerja di sektor ekonomi Rusia yang kekurangan staf di tengah arus keluar migran akibat pandemi Covid-19.

Menurut mantan kepala sistem penjara, Aleksandr Kalashnikov, sekitar 188.000 orang di Rusia dapat diganti hukumannya dengan kerja wajib. Kalashnikov menekankan bahwa sistem tersebut tak seperti kamp kerja paksa gulag yang terkenal yang banyak digunakan pada masa awal Soviet.

Menurut FSIN, bisnis Rusia semakin tertarik menggunakan tenaga kerja narapidana, dan 715 pekerjaan di 11 wilayah telah ditempati oleh pekerja dari penjara di bawah program FSIN yang ada pada November. Beberapa dari mereka bahkan dikabarkan menerima gaji yang melebihi rata-rata daerah.




(riar/lth)

Hide Ads