Mantan bos Nissan, Carlos Ghosn mengeluarkan pernyataan keras terhadap perusahaan yang pernah dipimpinnya dulu. Pria yang masih berstatus buronan itu menyebut Nissan sebagai perusahaan yang tak punya visi dan tertinggal jauh dalam hal elektrifikasi kendaraan.
"Mereka (Nissan) benar-benar dalam posisi yang buruk dalam perlombaan ini (produksi mobil listrik), bahkan mereka tidak ada visi. Mereka tidak tahu ke mana perusahaan akan dibawa. Mereka juga tidak memiliki gambaran tentang transformasi besar teknologi yang kini sedang terjadi," cetus Ghosn saat menghadiri sebuah konferensi pers virtual, belum lama ini.
Nissan sejatinya memiliki rencana jangka panjang tentang produk-produk mobil listrik. Pabrikan tersebut sempat memperkenalkan apa yang mereka sebut sebagai 'Ambition 2030', di mana seluruh produksi dan penjualan mobil Nissan bakal mengusung tenaga listrik pada tahun tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahkan, Nissan juga sudah menyiapkan dana sebesar US$ 17,6 miliar atau setara Rp 252 triliun untuk melakukan investasi di bidang mobil listrik. Tapi strategi tersebut kini malah dicibir oleh mantan bosnya sendiri.
Ghosn mengungkapkan Nissan terlalu lamban dengan strategi elektrifikasinya. Ia menilai Nissan perlu transisi yang cepat dari mobil berbahan bakar internal menuju tenaga listrik, sehingga Nissan bisa bersaing dengan beberapa brand lain yang sudah lebih dulu terjun ke produksi kendaraan listrik.
Lebih lanjut, Ghosn menyatakan produsen mobil listrik Tesla dan beberapa merek asal China kini lebih unggul di dunia otomotif ketimbang nama-nama tradisional di industri tersebut.
"Pendatang baru seperti Tesla dan pabrikan asal China lainnya berada di posisi yang lebih baik. Sekarang ini sudah saatnya produsen otomotif harus mempercepat elektrifikasi agar bisa bersaing kompetitif," lanjut dia.
Carlos Ghosn memainkan peran penting di balik kehadiran mobil listrik Nissan Leaf yang diluncurkan pertama kali pada 2010. Namun saat itu, mobil listrik masih dipandang sebelah mata karena penjualan mobil pembakaran internasl masih tinggi.
Baca juga: Nissan Setop Jualan Mobil BBM Mulai 2050 |
Akan tetapi, satu dekade kemudian semua telah berubah. Kini, pabrikan otomotif justru saling beradu dalam menciptakan mobil listrik yang punya spesifikasi mumpuni dengan harga terjangkau.
Ini bukan kali pertama Ghosn mengkritik Nissan, beberapa waktu lalu Ghosn mengatakan Nissan kini telah berubah menjadi perusahaan yang membosankan dan medioker. Ia juga menilai Nissan seperti kesulitan menemukan tempat yang cocok di industri otomotif.
Carlos Ghosn pernah menjabat sebagai CEO Nissan. Dia kemudian ditahan pada November 2018 lalu atas tuduhan laporan gaji yang tidak sesuai serta menyalahgunakan uang perusahaan.
Lalu pada Desember 2019, Ghosn kabur dari Jepang dengan bersembunyi di dalam kotak alat musik. Dirinya menghabiskan waktu selama 30 menit di dalam kotak agar bisa masuk ke pesawat jet pribadi dan terbang ke Lebanon.
Saat ini Carlos Ghosn berada di Beirut, Lebanon. Dirinya bisa bebas tinggal di sana, sebab Lebanon merupakan negara yang tidak memiliki perjanjian ekstradisi dengan Jepang.
(din/din)
Komentar Terbanyak
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah