Penerbangan perdana 'Taksi Terbang' Ehang 216 dilakukan di Bali, Jumat (26/11/2021). Excecutive Chairman Prestige Aviation, Rudy Salim mengatakan Ehang 216 bisa menjadi solusi di tengah kemacetan kota. Dia mengatakan pengujian terbang Ehang di Bali Stone ini baru tahap pertama.
"Demo ini tanpa penumpang atau cargo di mana kita sebelumnya harus dulu melatih crew kita selama 2 minggu dengan trainer langsung dari pabrikan Ehang, tim yang dilatih adalah pilot dan senior engineer yang sudah pengalaman di dunia aviasi," jelas Rudy kepada detikcom, Sabtu (27/11/2021).
"Hasilnya berhasil dengan sempurna, semuanya berjalan dengan lancar," imbuh dia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rudy menjelaskan tujuan dari Prestige Aviation melakukan uji terbang ini adalah untuk memperkenalkan EHang ke publik. Dia berharap Flight Demo ini akan menjadi cikal bakal dalam pembentukan ekosistem Urban Air Mobility (UAM).
"Fungsi ke depannya agar dapat mengelola penerbangan domestik dan memantau serta mengelola pesawat Unmanned Aerial Vehicle (UAV)," sambung dia.
Bali terpilih menjadi kota tempat uji terbang diadakan karena Bali dinilai memiliki potensi yang tinggi dalam menarik wisatawan baik domestik maupun internasional.
Rudy membeberkan salah satu keunggulan Ehang 216 ini ialah bisa memangkas waktu tempuh lebih cepat ketimbang menggunakan kendaraan konvensional. Di sisi lain Ehang 216 juga menggunakan energi listrik, yang tentunya ramah lingkungan.
"Kami juga mengestimasi layanan 'Taxi Terbang' EHang 216 bisa memotong waktu perjalanan sejauh 30-50 km dengan kendaraan selama satu jam menjadi hanya 20 menit lewat udara," kata Rudy.
Satu hal yang menjadi pertanyaan banyak pihak ialah masalah keselamatan. Rudy mengatakan teknologi otonom bisa meminimalisir kemungkinan kegagalan atau kerusakan yang disebabkan oleh kesalahan manusia.
![]() |
"Tanpa perlu ribet mengontrol atau mengoperasikan pesawat, penumpang bisa duduk santai sambil menikmati perjalanan. Tidak perlu memikirkan traffic perjalanan seperti kendaraan konvensional, karena EHang 216 akan melakukan survei rute penerbangan terlebih dahulu sehingga lebih aman dan juga nyaman," jelas Rudy.
Tanpa awak, EHang 216 dikendalikan melalui pusat komando dengan kendali cerdas. Menggunakan seperangkat sistem intuitif, EHang 216 menyediakan lima fungsi inti yaitu: pemantauan, perjalanan terbang, pengendalian, peringatan dini, dan manajemen kluster.
Dengan menggunakan tenaga listrik, EHang 216 ramah lingkungan dan dapat mengurangi kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh emisi. Pengisian daya dapat menggunakan sumber daya listrik 220V atau 380V dalam 1 jam pengecasan paling cepat. Ehang diketahui bisa menampung dalam muatan maksimal 220 kg. Kecepatan maksimalnya bisa ditempuh 130 km/jam.
Rudy mengatakan pihaknya masih menunggu izin terbang dari Ehang 216 ini sebagai kendaraan transportasi masa depan di Indonesia. Setelah Bali, Ehang direncanakan akan uji terbang di DKI Jakarta.
"Kami akan terus melakukan test di Jakarta, memberikan edukasi mengenai Autonomous Aerial Vehicle (AAV), sembari menunggu proses perizinan," tukasnya.
(riar/lua)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!