Toyota: Tak Ada Kewajiban Semua Orang Harus Pakai Mobil Listrik

Toyota: Tak Ada Kewajiban Semua Orang Harus Pakai Mobil Listrik

Ilham Satria Fikriansyah - detikOto
Selasa, 26 Okt 2021 07:10 WIB
Toyota Mirai mencetak rekor dunia (Guinness World Record) setelah berhasil dikendarai sejauh 1.360 km (845 mil) menggunakan satu tangki berisi hidrogen 5,56 kg pada 23-24 Agustus 2021. Jarak tempuh ini lebih jauh dari kebanyakan mobil listrik di pasaran menggunakan satu baterai terisi penuh.
Toyota Mirai. Mobil ramah lingkungan menggunakan hidrogen milik Toyota (pressroom.toyota.com)
Jakarta -

Mobil listrik terus digaung-gaungkan sebagai kendaraan masa depan, yang bakal menggeser kendaraan konvensional berbahan bakar minyak. Menurut Toyota, keberagaman pemilihan jenis kendaraan seharusnya bisa dipertahankan.

Kepala Ilmuwan Toyota Motor Corporation, Gill Pratt, mengatakan, tidak perlu semua pemilik mobil saat ini harus segera beralih menggunakan tenaga listrik. Menurutnya, pemilihan kendaraan listrik akan bergantung pada keinginan konsumen, bukan ditentukan oleh produsen.

Dikutip dari Inside EVs, Pratt menjelaskan hadirnya berbagai macam pilihan jenis kendaraan saat ini akan mendukung pengurangan emisi karbon. Akan tetapi bukan berarti semuanya harus beralih ke kendaraan listrik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Toyota percaya pada keragaman sistem penggerak kendaraan. Tapi, bukan hak kami untuk memprediksi solusi mana yang terbaik atau mengatakan hanya ini yang akan berhasil ke depannya," kata Pratt dalam konferensi pers beberapa waktu lalu.

Hal tersebut diungkapkan oleh Pratt mengacu pada usulan larangan penggunaan mesin pembakaran internal di sejumlah negara. Alhasil, dalam beberapa tahun mendatang semua kendaraan yang melintas di jalan akan mengusung tenaga listrik.

ADVERTISEMENT
Ilustrasi mobil listrikIlustrasi mobil listrik Foto: Getty Images/iStockphoto/Tramino

Masalah soal peralihan ke kendaraan listrik bahkan juga pernah disampaikan oleh Bos Toyota, Akio Toyoda. Saat itu, Toyoda mengungkapkan jika semua kendaraan beralih ke tenaga listrik akan memberikan dampak negatif yang besar.

Dia menjelaskan apabila semua produsen otomotif mengalihkan kendaraan menggunakan tenaga listrik akan berdampak pada produksi mobil dengan mesin pembakaran internal. Selain itu, diprediksi sebanyak 5,5 juta orang di Jepang akan kehilangan pekerjaannya jika peralihan ke mobil listrik berlangsung cepat dan seketika.

Akio mencatat Jepang telah memproduksi sekitar 10 juta unit kendaraan per tahun, lalu sekitar 50% di antaranya di ekspor ke berbagai negara. Toyota diprediksi masih akan membuat sebanyak 8 juta unit kendaraan di 2030 termasuk mobil dengan mesin pembakaran internal, hybrid, dan plug-in hybrid.

Namun, begitu produksi kendaraan tersebut dilarang maka Toyota mendapat pukulan besar. Produksi mobil akan menurun drastis mobil dan menyebabkan jutaan karyawan menganggur.

Menurut Akio, jika tujuannya untuk mengurangi karbon dioksida maka memperbanyak mobil listrik bukan solusinya. Penggunaan mobil hybrid dinilai salah satu upaya yang masih bisa dipertimbangkan, mengingat teknologinya semakin baik dan harganya terjangkau.

Toyota sebenarnya menawarkan mobil ramah lingkungan lain yang ditenagai hidrogen. Sudah beberapa kali mobil hidrogen mereka menjalani tes dan mematahkan rekor dunia jarak tempuh. Namun sejauh ini mobil hidrogen kalah popularistas dibanding mobil listrik.

Meski memiliki line up mobil listrik, Toyota bisa dibilang tertinggal dalam pengembangan dan pemasaran kendaraan EV. Toyota juga pernah mengatakan mobil-mobil hybrid sebenarnya bisa menjadi langkah awal supaya masyarakat lebih mudah beradaptasi ke kendaraan ramah lingkungan.




(din/din)

Hide Ads