Papua Nugini, Negara Miskin yang Pemerintahnya Borong 40 Maserati

Terpopuler Kemarin

Papua Nugini, Negara Miskin yang Pemerintahnya Borong 40 Maserati

Tim Detikcom - detikOto
Rabu, 06 Okt 2021 09:09 WIB
Pemerintah Papua Nugini membeli puluhan unit mobil mewah Maserati pada 2018 lalu saat menjadi tuan rumah Konferensi APEC. Jadi kontroversi, mobil seharga miliaran itu kini kesulitan dijual lagi meski sudah dikasih diskon.
Deretan Maserati yang dibeli pemerintah Papua Nugini (Dok. Intagram/onlyinpng)
Jakarta -

Papua Nugini jadi salah satu negara angoota APEC yang paling miskin. Namun saat menggelar KTT APEC pada 2018, pemerintahnya malah memborong 40 buah Maserati. Kini mobil-mobil mewah tersebut sulit dijual lagi.

Cerita pemerintah Papua Nugini memborong 40 Maserati untuk KTT APEC jadi berita terpopuler detikOto, Selasa (5/10) kemarin. Mobil-mobil seharga miliaran rupiah itu kini terbengkalai begitu saja tak terpakai.

Kisah ini berawal dari ditunjuknya Papua Nugini sebagai tuan rumah KTT APEC pada 2018. Demi menyediakan kendaraan untuk para tamu pemimpin-pemimpin negara lain, dibelilah 40 unit Maserati.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pembelian ini dinilai kontroversial. Soalnya di Papua Nugini tidak ada dealer Maserati, hal mana membuat pemerintah memutuskan membelinya dari distributor di Sri Lanka. Puluhan Maserati tersebut kemudian diangkut menggunakan pesawat Jumbo Jet.

Dikutip dari Carscoop, setiap unit Maserati tersebut dibeli dengan harga US$ 142,000, atau setara dengan Rp 2 miliar.

ADVERTISEMENT
Pemerintah Papua Nugini membeli puluhan unit mobil mewah Maserati pada 2018 lalu saat menjadi tuan rumah Konferensi APEC. Jadi kontroversi, mobil seharga miliaran itu kini kesulitan dijual lagi meski sudah dikasih diskon.Pemerintah Papua Nugini membeli puluhan unit mobil mewah Maserati pada 2018 lalu saat menjadi tuan rumah Konferensi APEC. Jadi kontroversi, mobil seharga miliaran itu kini kesulitan dijual lagi meski sudah dikasih diskon. Foto: Dok. Intagram/onlyinpng

Hal lainnya yang tak kalah kontroversial adalah fakta bahwa Papua Nugini sebenarnya masuk kategori negara miskin, salah satu yang termiskin di APEC. Menurut data yang dirilis PBB, sekitar 40% penduduk Papua Nugini punya pendapatan di bawah US$ 1 per hari.

Jumlah 40 Maserati tersebut sebenarnya baru sebagian dari ratusan mobil mewah yang dibeli pemerintah Papua Nugini demi KTT APEC. Disebutkan juga tiga Bentley Flying Spurs untuk acara yang sama. Bentley Flying Spurs diperkirakan memiliki banderol Rp 3,2 miliar. Selain itu ada juga ada total 300 kendaraan yang terdiri dari Toyota Land Cruiser, Ford, Mazda, dan Mitsubishi Pajero. Beberapa mobil tersebut kini dilaporkan hilang.

Kembali ke Maserati, pemerintah Papua Nugini awalnya yakin kalau mobil-mobil tersebut akan bisa dijual lagi setelah KTT selesai. Namun kini, dua tahun setelah KTT usai, tercatat cuma dua Maserati yang berhasil dijual.

[Halaman Berikutnya: Alasan Orang Indonesaia Suka MPV, Bukan Karena Muat Banyak]

Berita terpopuler lainnya pada Selasa (5/10) kemarin adalah tentang alasan orang Indonesia begitu menyukai mobil MPV. Mobil-mobil jenis tersebut memang berulang kali merajai ranking penjualan secara nasional, mulai dari Toyota Avanza, Suzuki Ertiga, sampai Mitsubishi Xpander.

Menurut pengamat otomotif Bebin Djuana, alasan MPV laris di Indonesia adalah karena pajaknya yang rendah dibanding model sedan atau jip.

Kok bisa begitu (MPV disukai orang Indonesia)? Karena dikondisikan. Pada saat itu pemerintah memutuskan untuk mendukung MPV karena kita baru mampu bikin mobil itu. Makanya waktu itu ramai-ramainya konsep mobil rakyat produksi dalam negeri. MPV ini jadi anak emas. Dari sisi perpanjakannya jadi anak emas. diberikan kesempatan selebar-lebarnya untuk memperdalam teknologi, pendalaman teknologi. Kesempatan untuk local content dan seterusnya," kata Bebin kepada detikcom.

Mitsubishi merilis edisi spesial dari Xpander, yaitu Xpander Rockford Fosgate Black EditionMitsubishi Xpander, salah satu mobil MPV paling laris di Indonesia (Muhammad Hafizh Gemilang)

"Sedan dulu kan dibilang mobil mewah. Pajaknya lebih tinggi. Di dunia mana yang mengatakan sedan lebih mewah dan perlu pajak lebih tinggi? Cuma Indonesia," ujar Bebin.

"Selama 30-40 tahun, masyarakat kita itu dididik pakainya MPV. Sekarang anak emas ini apa mau dijadikan anak manja? Sudah sekian lama peraturan perpajakannya berpihak kepada jenis satu ini. Padahal masyarakat belum tentu butuh kendaraan ini. Keluarga muda, suami-istri belum punya anak, atau baru punya anak satu, perlu 7-seater? Itu mobil segitu gede segitu panjang isinya cuma 2 orang, praktis nggak sih?" ucap Bebin.



Simak Video "Video Menlu Sugiono: Prabowo Dorong Papua Nugini Gabung ASEAN"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads