Kontroversi Pemerintah Papua Nugini Borong 40 Maserati, Kini Bingung Mau Dijual Lagi

Kontroversi Pemerintah Papua Nugini Borong 40 Maserati, Kini Bingung Mau Dijual Lagi

Tim Detikcom - detikOto
Selasa, 05 Okt 2021 12:14 WIB
Maserati Levante Trofeo
Ilustrasi Maserati (maseratiusa)
Jakarta -

Pemerintah Papua Nugini membeli puluhan unit mobil mewah Maserati pada 2018 lalu saat menjadi tuan rumah Konferensi APEC. Jadi kontroversi, mobil seharga miliaran itu kini kesulitan dijual lagi meski sudah dikasih diskon.

Dikutip dari Carscoop, pemerintah Papua Nugini membeli 40 sedan mewah Maserati pada 2018 lalu. Pembelian itu dilakukan sebagai bagian dari status mereka sebagai tuan rumah APEC 2018.

Masing-masing mobil tersebut dibeli dengan harga US$ 142,000, atau setara dengan Rp 2 miliar lebih saat itu. Keputusan membeli Maserati sebagai armada Konferensi APEC ini menuai banyak pertanyaan, apalagi Papua Nugini merupakan salah satu negara yang masih masuk kategori miskin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

BBC melaporkan kalau Papua Nugini merupakan salah satu negara termiskin di APEC. Tercatat 40% warganya memiliki pendapatan kurang dari US$ 1 per hari berdasarkan data yang dirilis PBB.

Yang membuat pembelian tersebut jadi kontroversi bukan sekadar harganya yang sangat tinggi. Tapi juga karena Maserati sebenarnya tidak dijual secara resmi di negara tersebut. Alhasil pemerintah Papua Nugini harus membelinya dari dealer yang ada di Sri Lanka.

ADVERTISEMENT

Untuk membawanya dari Sri Lanka ke Papua Nugini, mobil-mobil tersebut diangkut menggunakan pesawat jumbo Jet .

Masserati Ghibli HybridIlustrasi Masserati Ghibli Hybrid Foto: Autocar

Selain 40 Maserati, disebutkan juga pemerintah setempat telah membeli tiga Bentley Flying Spurs untuk acara yang sama. Bentley Flying Spurs diperkirakan memiliki banderol Rp 3,2 miliar.

Pada awalnya pemerintah Papua Nugini menyebut mobil tersebut akan dijual setelah Konferensi APEC selesai. Malah mereka meyakini mobil Maserati bekas itu akan bisa laku dengan cepat. Namun kenyataannya sampai kini baru dua unit Maserati yang berhasil dijual.

"Jika saja kami bisa memprediksi, sedari awal Maserati-Maserati itu tak akan dibeli. Kami membuat kesalahan besar. Jika tak ada dealer Maserati di Papua Nugini, maka tidak ada alasan untuk membelinya," kata menteri keuangan John Pundari.

Pemerintah Papua Nugini akhirnya memutuskan untuk menjual Maserati itu dengan harga diskon. Warna yang berminat bisa menebusnya dengan harga Rp 1,6 miliar saja.

Sebagai perbandingan, di tahun 2015 Filipina bekerjasama dengan BMW saat menjadi tuan rumah Konferensi APEC. Setelah konferensi selesai, mobil-mobil tersebut dijual kembali dengan bantuan dealer-dealer BMW yang ada di sana.

Setumpuk Maserati mahal ini hanya salah satu masalah yang tersisa dari konferensi APEC. Setahun setelah APEC digelar sempat muncul kekhawatiran mobil-mobil mewah untuk konferensi APEC hilang begitu saja. Namun menteri keuangan ketika itu mengajak wartawan untuk melihat langsung 40 unit Maserati yang masih lengkap.

Hanya saja, sebenarnya ada 300 mobil mewah lain yang diimpor pemerintah. Di antaranya adalah Toyota Land Cruiser, Fords, Mazdas, dan Mitsubishi Pajero.

Beberapa mobil tersebut kini dilaporkan hilang.




(din/din)

Hide Ads