Indonesia berencana menerapkan sistem bayar tol tanpa berhenti (nirsentuh) mulai tahun depan. Sistem ini dinilai akan mengurangi kemacetan yang biasa terjadi di gerbang tol. Tak hanya itu, sistem bayar tanpa berhenti ini juga akan membuat tarif tol lebih adil bagi penggunanya.
Seperti dijelaskan Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), Danang Parikesit, beberapa ruas tol di Indonesia sekarang ini menggunakan sistem terbuka atau average trip length.
"Pendapatan dari badan usaha itu diatur berdasarkan perkalian antara panjang perjalanan rata-rata dengan jumlah volume lalu lintas. Memang betul secara statistik. Tapi selalu saja ada sebagian orang yang membayar lebih banyak, sebagian orang membayar lebih sedikit," kata Danang, dalam diskusi publik yang diselenggarakan Instran dan YLKI secara offline dan online, Rabu (8/9/2021).
Berbeda dengan sistem average trip length, sistem bayar tol tanpa henti yang menggunakan Multi Lane Free Flow (MLFF) berbasis GNSS (Global Navigation Satelite System) akan memiliki tarif yang lebih adil.
"Memang ke depan kalau kita bicara sudah menggunakan teknologi ini, pasti pengukurannya lebih akurat karena entry dan exit. Dan itu memang pentarifan akan lebih berkeadilan. Jadi, betul-betul masyarakat itu akan membayar actual distance travel (jarak perjalanan sebenarnya)," sambung Danang.
Baca juga: Tiga Langkah Bayar Tol Tanpa Berhenti |
Sebagai informasi, sistem operasi bayar tol tanpa henti (MLFF) menggunakan tiga cara agar kendaraan dapat mengakses jalan tol. Antara lain Electronic On Board Unit (E-OBU), On Board Unit (OBU), dan Electronic Route Ticket.
Menurut Danang, sistem MLFF ini akan menghemat waktu antara 30 detik-5 menit yang biasanya digunakan untuk bertransaksi di gerbang tol. Lebih dari itu, sistem bayar tol tanpa berhenti ini juga akan mengurangi polusi dan emisi karbon, mendukung digitalisasi pembayaran, hingga efisiensi dalam biaya operasional tol, dengan jaminan penerimaan 100% pendapatan tol.
Sistem yang dibangun oleh perusahaan asal Hungaria, Roatex Ltd, akan mulai diuji coba tahun depan, tepatnya di 40 ruas tol yang ada di pulau Jawa dan Bali.
(lua/din)