Sparepart atau suku cadang bus punya harga yang tidak murah. Misalnya untuk biaya penggantian komponen bak transmisi, bisa merogoh kocek hingga Rp 400 juta atau sekitar 29% dari harga sasisnya.
Bus-bus buatan Eropa kini menjadi salah satu pilihan utama para operator bus di Indonesia. Tren ini muncul seiring membaiknya infrastruktur jalanan tol di pulau Jawa dan Sumatra. Beberapa merek yang jadi favorit antara lain Mercedes-Benz, Scania, dan Volvo.
Soal harga, sasis bus buatan Eropa memang relatif lebih mahal dari sasis bus lainnya. Namun hal itu sesuai dengan performa dan kinerja yang ditawarkan.
Tak hanya harga sasisnya yang mahal, harga komponen atau suku cadangnya pun cukup tinggi, hingga bisa membuat kalangan awam yang mendengarnya geleng-geleng kepala.
Contohnya seperti dialami oleh PO Sudiro Tungga Jaya. Salah satu armada perusahaan otobus ini mengalami kecelakaan pada September 2020 lalu karena mengalami ban pecah. Dan akibat kecelakaan tersebut, komponen transmisi jebol, sehingga harus melakukan penggantian komponen bak transmisi.
Bus dengan sasis Scania K360iB dan bodi SR2 XHD Prime itu sekarang ada di garasi Karoseri Laksana untuk melakukan perbaikan. Bus itu sudah dibiarkan kurang lebih setahun karena menunggu perbaikan komponen transmisi.
"Katanya, ceritanya dari yang punya, kalau ganti bak persneling-nya satu gelondong itu Rp 400 juta, fantastis banget ya," kata Bus and Coach Consultant Laksana, Lang Widya Praba Wasista, dalam tayangan video di kanal YouTube Laksanabus, yang diunggah pada 3 Agustus 2021.
Menurut Lang Widya, komponen persneling atau transmisi tersebut rusak karena proses evakuasi, ketika bus ingin didirikan dari posisi terguling ke bagian kiri.
Dilansir dari berbagai sumber, Scania K360iB merupakan salah satu sasis premium buatan pabrikan Swedia. Sasis ini dibekali mesin 13.000cc, yang bisa menghasilkan tenaga maksimal 360 dk dan torsi puncak 1.750 Nm.
Harga Scania K360iB mencapai Rp 1,4 miliar. Itu untuk harga sasis saja, belum termasuk pembuatan bodi di karoseri. Nah, jika penggantian komponen bak transmisi mencapai Rp 400 juta, maka biayanya mencapai 29% dari harga sasisnya. Mahal juga ya detikers.
(lua/din)