Salah satu prosedur pengiriman sasis bus dari dealer ke karoseri dilakukan dengan cara dikendarai langsung oleh sopir lewat jalan raya. Selain itu ada cara lain, yakni sasis bus tersebut ditowing menggunakan truk. Tapi dalam praktiknya, cara pertama lebih banyak dipilih. Apa alasannya?
Proses pengiriman sasis bus ke karoseri cukup unik, karena sasis bus yang masih telanjang tanpa bodi dikendarai langsung oleh driver yang menggunakan peranti safety lengkap, seperti jaket dan helm.
Bus and Coach Consultant Laksana, Lang Widya Praba Wasista, mengatakan bahwa selama ini prosedur pengiriman sasis bus baru dari dealer ke karoseri sebagian besar memang dilakukan dengan cara seperti itu. Hal ini khususnya berlaku untuk bus dengan tipe sasis ladder frame.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Tergantung tipe chassis-nya. Kalau tipe ladder frame memang dikendarai (langsung) seperti itu via jalan raya," kata Lang Widya, kepada detikOto belum lama ini.
Penjelasan sederhananya, sasis ladder frame menggunakan dua buah baja berbentuk kotak yang memanjang, sejajar seperti tangga. Di bagian tengahnya terdapat besi penguat dan jalur kelistrikan. Sasis bus ini sudah paten alias fix, atau tidak bisa dimodifikasi lagi. Sehingga untuk proses pengiriman ke karoseri memang harus dikendarai langsung lewat jalan raya.
Selain karena konstruksi sasis ladder frame, alasan lain mengapa sasis bus dikirim ke karoseri dengan cara dikendarai langsung adalah untuk menghemat biaya.
Direktur Operasional White Horse Group, Romy Firmangustri, mengatakan biaya pengiriman sasis bus yang dikendarai langsung oleh driver lebih efisien, jika dibandingkan dengan prosedur towing.
"Pengiriman sasis bus yang aman sebenarnya dengan cara ditowing. Dan mungkin kalau di Indonesia belum semuanya ada layanan itu, paling ada satu-dua, itu pun susah nyarinya," kata Romy, kepada detikOto, beberapa waktu lalu.
![]() |
Selain susah mencari layanan tersebut, menurut Romy biaya pengiriman sasis bus menggunakan towing pun cukup mahal, sehingga lebih efisien bagi dealer atau perusahaan otobus untuk mengirimnya menggunakan jasa driver.
"Harga (ongkos kirim menggunakan towing) bagi dealer pun nggak akan masuk, sehingga dealer akan mengimbangi ke customer-nya. Jadi, rata-rata semua ya pakai cara itu, istilahnya di-gojekin," sambung Romy.
Sebagai informasi, ada beberapa tipe sasis bus ladder frame yang biasa dikirim dengan cara dikendarai langsung oleh sopir, seperti Mercedes Benz OH 1526, OF 917, OF 1623; Hino R260, R285, R260 AS, FC 190, FB 130, MDBL; Mitsubishi FE 84 BC; dan Isuzu FRR 190, NQR.
Sementara untuk bus dengan tipe sasis modular, proses pengirimannya bisa digendong atau ditowing pakai truk ekspedisi. Hal ini karena sasis modular lebih fleksibel. Selain itu, sasis bus ukuran medium juga bisa digendong menggunakan truk.
(lua/lth)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?