Nissan mengumumkan rencana memangkas produksi mobil dalam jumlah besar pada tahun ini. Hal tersebut disebabkan krisis chip semikonduktor yang berlangsung secara global dan diiringi kenaikan harga bahan baku.
Hal ini diungkapkan langsung oleh CEO Nissan, Makoto Uchida. Disebutnya, krisis komponen chip berpengaruh besar pada produksi mobil yang diperkirakan turun sekitar 500 ribu unit pada tahun 2021.
"Dampak yang kami perkirakan saat berdiskusi dengan yang lain adalah turun sekitar 500 ribu unit produksi mobil di tahun ini," kata Uchida dikutip dari CNBC.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Uchida mengatakan pihaknya akan berusaha untuk mengembalikan produksi mobil Nissan kembali normal. Tapi tidak dijelaskan secara rinci apa rencana Nissan guna mengatasi masalah tersebut.
Produsen otomotif yang tergabung dalam PSA Group dan GM sudah meninggalkan beberapa fitur dan sistem teknologi canggih di dalam mobilnya. Hal ini dilakukan guna mengatasi masalah kekurangan bahan baku chip mobil dalam produksi dan harga yang semakin mahal.
Diperkirakan krisis chip semikonduktor ini bisa berlangsung hingga 2022, atau bahkan 2023. Kekurangan pasokan chip memaksa banyak produsen mobil untuk mengurangi jumlah produksinya dan para ahli yakin berdampak besar pada penjualan kendaraan di tahun ini.
Pabrikan lain seperti Ford, Volkswagen, dan Stellantis juga memperingatkan kalau produksinya akan dipangkas lantaran krisis semikonduktor.
Bahkan Jaguar Land Rover telah menghentikan sementara produksi, padahal dua bulan lalu mereka telah memangkas sekitar 2.000 pekerja non-pabrik. Sementara itu, Daimler mengatakan telah menghentikan produksi di dua pabriknya di Jerman setidaknya selama seminggu dan akan memangkas jam kerja sebanyak 18.500 karyawan.
(din/din)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?