Akan-akalan Travel Gelap Bawa Pemudik Hindari Polisi: Jalur Tikus dan Naik Towing

Akan-akalan Travel Gelap Bawa Pemudik Hindari Polisi: Jalur Tikus dan Naik Towing

Ari Purnomo - detikOto
Selasa, 20 Apr 2021 11:43 WIB
Ditlantas Polda Jatim amankan 54 Travel Gelap dan Bus untuk mudik
Ilustrasi travel gelap yang diamankan petugas (Hilda Meilisa Rinanda/detikcom)
Jakarta -

Beragam cara dilakukan oleh sopir travel gelap agar lolos dari pemeriksaan petugas di lokasi penyekatan saat larangan mudik diterapkan. Akal-akalan pemilik travel gelap ini banyak yang berhasil, tapi tak sedikit juga yang tertangkap petugas.

Pasalnya, jika sampai tertangkap petugas akan ada sanksi yang diberikan. Mulai dari disuruh putar balik sampai dengan armada dikandangkan.

"Kalau saya menunggu sampai tidak ada petugas penyekatan, misalkan diminta putar balik saya putar dulu sambil menunggu pemeriksaan rampung. Kan penyekatan tidak sampai 24 jam," kata Afrizal (32) salah satu sopir travel gelap kepada detikcom mengisahkan dirinya jadi sopir travel gelap tahun lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Afrizal mengatakan, cara tersebut dinilai berhasil untuk membawa para pemudik dari berbagai daerah sampai ke kampung halamannya.

"Kalau pemeriksaan selesai, kami lanjutkan lagi perjalanan dengan jumlah penumpang 17 orang. Dan saya lewat jalur full tol," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Selama mengantarkan penumpang mudik, Afrizal mengatakan, belum pernah mengalami sanksi hingga armada dikandangkan.

"Kalau saya belum pernah armada dikandangkan, paling disuruh putar balik saja," ucapnya.

Pada kesempatan lain, Oky Orlando pemilik Goedang Transport yang juga sempat menjadi sopir travel gelap mengatakan, untuk menghindari petugas dirinya pernah menyewa truk towing.

"Dulu pernah sebelum titik penyekatan mobil saya naikin towing dulu biar tidak kena operasi. Setelah aman, mobil diturunkan," ungkapnya.

Dengan cara tersebut bisa mengelabui petugas yang berjaga di lokasi-lokasi penyekatan.

Selain itu, Oky menambahkan, dirinya harus pintar-pintar mengatur waktu perjalanan dan menghindari jam-jam rawan penyekatan oleh petugas.

"Harus ngepasin jam-jam rawan, misal angkatan dari Jakarta harus lewat Cikarang maksimal jam 6 sore waktu buka puasa kalau nggak harus exit tol dulu baru masuk lagi," tuturnya.

Tetapi, berbagai cara itu katanya lama-kelamaan juga terendus oleh petugas yang berjaga di lokasi penyekatan. Hingga dirinya pun sempat tertangkap dan mendapatkan sanksi armada dikandangkan.

"Tapi berjalannya waktu ketahuan (petugas). Dulu pernah tertangkap, lalu satu armada dikandangkan. Tetapi, tidak lama dan bisa keluar lagi," ucapnya.

Oky mengaku terpaksa menjadi driver travel gelap karena adanya larangan mudik membuat jasa sewa mobil tidak ada pemasukan. Sementara, dirinya membutuhkan pemasukan untuk operasional termasuk membayar angsuran mobil yang disewakan.

"Ya terpaksa karena larangan mudik, tidak ada yang menyewa sama sekali, padahal pengeluaran tetap ada. Jadi mencari pendapatan dari travel ini," tandasnya.




(din/rgr)

Hide Ads