Pemerintah kembali melarang mudik Lebaran tahun ini mulai tanggal 6 - 17 Mei guna mencegah penyebaran virus Corona. Berkaca pada fenomena yang sama tahun lalu, sangat mungkin tetap ada warga yang mencoba pulang kampung di periode itu.
Kebijakan serupa juga pernah digulirkan saat mudik Lebaran tahun lalu. Tetapi, pada kenyataannya masih banyak pemudik yang bisa sampai ke kampung halamannya.
Salah satu pihak yang berperan mengantarkan para pemudik adalah travel gelap, yang ternyata ramai beroperasi saat ada larangan mudik diberlakukan. Mereka secara diam-diam mempromosikan jasa angkutan mudik saat dilarang, dan memungut tarif yang lebih tinggi jika dibanding angkutan konvensional.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu pengusaha jasa rental mobil dan travel di Solo yang pernah menjadi sopir travel gelap Oky Orlando mengatakan, dirinya terpaksa menjadi sopir travel gelap untuk memenuhi kebutuhan.
Baca juga: Nekat Mudik saat Dilarang, Apa Sanksinya? |
"Saat itu kebutuhan hidup harus dicukupi, sedangkan mudik sudah dilarang akhirnya jadi sopir travel gelap saat mudik Lebaran," kata Oky kepada detikcom, belum lama ini.
Adanya larangan mudik membuat konsumen penyewaan mobil di tempatnya sangat sepi, bahkan tidak ada penyewa sama sekali.
Oky menyadari bahwa risiko saat menjadi travel gelap cukup besar. Mulai dari mobil dikandangkan dan juga penjatuhan sanksi berupa denda.
"Ya risikonya itu, mobil dikandangkan sampai sanksi berupa denda. Dan pernah sekali dikandangkan," ungkapnya.
Baca juga: Harga Tiket Bus Mulai Naik Hari Ini |
Oky juga mengatakan, saat Lebaran tahun lalu ada 10 hingga 15 sopir travel gelap yang juga beroperasi mengangkit penumpang secara gelap.
"Sopir yang kemarin beroperasi sampai 15 orang, tinggal siapa yang mau berangkat," tandasnya.
(din/rgr)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?