Dimanja Diskon PPnBM, Seperti Apa Kontribusi Industri Otomotif ke Negara?

Dimanja Diskon PPnBM, Seperti Apa Kontribusi Industri Otomotif ke Negara?

Rangga Rahadiansyah - detikOto
Minggu, 18 Apr 2021 11:12 WIB
Pabrik Mobil Wuling di Cikarang
Seperti apa kontribusi industri otomotif ke negara? Foto: Dok. Wuling Motors Indonesia
Jakarta -

Industri otomotif mendapatkan relaksasi berupa diskon PPnBM mobil baru. Itu karena Industri otomotif dianggap menjadi salah satu pilar penting penting bagi perekonomian Indonesia. Lalu seperti apa kontribusi industri otomotif ke negara?

"Sesuai yang disampaikan oleh Bapak Presiden Joko Widodo, bahwa industri otomotif adalah salah satu penggerak perekonomian yang harus segera kita akselerasi atau percepat," kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan tertulisnya.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sendiri menyatakan keinginannya agar industri otomotif dapat segera bangkit setelah diterpa pandemi COVID-19. Sektor ini diharapkan bisa kembali menyerap banyak tenaga kerja, menggerakkan sektor UMKM, dan meningkatkan ekspor ke pasar global.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami optimistis industri otomotif ini dapat memacu untuk upaya pemulihan ekonomi nasional," ujar Agus.

Industri otomotif Indonesia ditargetkan menjadi pemain global dan ekspor hub kendaraan bermotor baik kendaraan BBM maupun kendaraan listrik. Namun, Agus mengatakan, Presiden Jokowi mengingatkan bahwa kita harus tetap waspada dengan pandemi.

ADVERTISEMENT

Di tengah pandemi COVID-19, industri otomotif mampu menyumbang ke PDB non migas sebesar 4,24% sepanjang tahun 2020. Sementara ekspor produk otomotif untuk kendaraan bermotor roda empat atau lebih termasuk komponennya mencapai Rp 65,99 triliun. "Dari total nilai tersebut, sekitar Rp 41,86 triliun merupakan ekspor kendaraan jenis Completely Build Up (CBU) dari Indonesia ke lebih dari 80 negara," ungkapnya.

Saat ini, tercatat ada 21 perusahaan industri kendaraan bermotor roda empat atau lebih yang ada di Indonesia. Nilai investasi mereka menyentuh hingga Rp 71,35 triliun, dengan total kapasitas produksi sebesar 2,35 juta unit per tahun dan penyerapan tenaga kerja langsung sebanyak 38 ribu orang. "Lebih dari 1,5 juta orang juga bekerja di sepanjang rantai nilai industri tersebut," imbuhnya.

Agus membeberkan, kinerja produksi kendaraan bermotor roda empat atau lebih pada periode Januari-Februari 2021 tercatat sebesar 152 ribu unit, dengan penjualan (wholesales) sebesar 102 ribu unit untuk periode yang sama. Capaian positif ini tidak terlepas peran dari implementasi kebijakan insentif fiskal yang diluncurkan oleh pemerintah.

"Dalam rangka mendorong penjualan kendaraan bermotor produksi dalam negeri, pemerintah memberikan relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM-DTP) mulai 1 Maret sampai 31 Desember 2021 untuk kendaraan bermotor roda empat dengan kapasitas mesin sampai 1.500 cc, dan mulai 1 April relaksasi tersebut telah diperluas sampai dengan kapasitas mesin 2.500 cc," paparnya.

Sampai Maret 2021, dari dampak kebijakan insentif tersebut, telah terjadi peningkatan purchase order cukup signifikan untuk kendaraan roda empat dengan kapasitas mesin sampai 1.500 cc, yaitu sebesar 190% dibandingkan penjualan bulan Februari 2021. "Hal ini tentunya akan berdampak positif bagi pemulihan sektor industri otomotif yang memiliki multiplier effect yang cukup luas bagi sektor industri lainnya sehingga pada akhirnya akan mampu men-jump start perekonomian nasional," tandasnya.




(rgr/lua)

Hide Ads