Sepeda saat ini makin digandrungi masyarakat. Pemerintah pusat maupun daerah pun memberikan dukungan kepada pengguna sepeda dengan menyediakan infrastruktur.
Namun, sepeda saat ini masih dipandang sebelah mata di Indonesia. Ketua Bike2Work Indonesia Poetoet Soedarjanto mengatakan, Indonesia masih mengedepankan kendaraan bermotor dalam hal pengembangan infrastruktur.
Dalam sebuah kultwit, Bike2Work Indonesia sempat memberikan sindiran melalui Twitter. Mereka menulis bahwa pandangan bersepeda yang menjadi tindakan berbahaya di jalan raya adalah persepsi keliru yang bercokol di hampir semua orang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini bentuk sindiran kami, kritikan kami. Bahwa penggunaan sepeda sebagai alat lalu lintas quote unquote 'belum diakui' di negara ini. Karena sering kali kami terpinggirkan, tersisihkan dan lain sebagainya," kata Poetoet dalam webinar 'Keselamatan Pesepeda di Jalan', Selasa (17/11/2020).
"Karena sadar atau tidak, negara ini telah dibangun dari sisi jalan raya, adalah yang kami sebut car centric," sambungnya.
Kenapa disebut car centric? Poetoet menjelaskan, pembangunan infrastruktur di Indonesia cenderung memprioritaskan kendaraan bermotor. Contohnya, kata Poetoet, ketika terjadi kemacetan di jalan, maka yang terpikirkan oleh kita semua adalah, lebarkan jalan, panjangkan jalan, dan bangun jalan baru.
![]() |
"Betul itu adalah sebuah solusi, tetapi solusi jangka pendek saya kira. Karena ketika kita bangun jalan baru tanpa diimbangi dengan kebijakan mengatur volume kendaraan, maka kemacetan akan terus, terus, dan terus. Polusi udara juga tidak bisa kita hentikan dan ujungnya juga kecelakaan lalu lintas yang tidak bisa kita kurangi," sebutnya.
![]() |
"Dalam kenyataannya, kota dengan jumlah pesepeda terbesar, justru memiliki jalan yang aman, bukan saja aman bagi pejalan kaki melainkan juga untuk pengguna kendaraan bermotor."
Menurutnya, di banyak negara dengan pesepeda dan pejalan kaki yang begitu banyak, dapat dibuktikan bahwa angka kecelakaan turun, polusi udara relatif lebih baik. Itu bertentangan dengan negara-negara yang mengedepankan kendaraan bermotor. "Seperti negara kita ini," kata Poetoet.
"Sebuah kota yang baik adalah kota yang manusiawi, yaitu mengedepankan penggunaan angkutan umum, pejalan kaki dan pesepeda," sambungnya.
(rgr/din)
Komentar Terbanyak
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah