Fortuner dan Vitara Saling Gasak di Cibubur Nggak Punya Etika

Fortuner dan Vitara Saling Gasak di Cibubur Nggak Punya Etika

Rizki Pratama - detikOto
Sabtu, 31 Okt 2020 18:19 WIB
Heboh Aksi Tabrak-tabrakan 2 Mobil di Cibubur
Video mobil saling gasak di Cibubur. Foto: istimewa
Jakarta -

Semua orang tentunya sudah tahu fasilitas jalan raya adalah milik bersama. Tapi tidak jarang orang merasa memiliki hak lebih di jalan yang merupakan fasilitas umum dan malah mengganggu ketertiban.

Contoh paling baru ada keributan di jalan raya Cibubur, Jakarta Timur yang melibatkan dua mobil SUV. Peristiwa yang direkam video dan viral ini memperlihatkan Toyota Fortuner dan Suzuki Grand Vitara saling gasak.

Keributan ini jelas melanggar aturan lalu lintas yang tertuang di UU Nomor 22 Tahun 2019 Pasal 105. UU tersebut mewajibkan pengguna jalan untuk tertib berlalu lintas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Safety driving secara kaidah adalah mengikuti aturan dan regulasi maka jelas kedua pengemudi telah melakukan kesalahan. Di sini rujukan saya adalah UU Lalu Lintas No 22 tahun 2009 Pasal 105. Dari vidio terlihat jelas keduanya melanggar regulasi diatas," kata instruktur safety riding Rifat Drive Labs, Erreza Hardian kepada detikcom, Sabtu (31/10/2020).

Selain melanggar aturan tertulis, sebagai pengguna jalan juga pengendara tidak punya kepribadian baik. Belum lagi, dilihat dari jenis mobil mereka pemilik dapat diklasifikasikan sebagai orang berada yang merasa punya kekuatan.

ADVERTISEMENT

"Kedua soal etika dan pola berpikir. Mohon maaf biasanya ketika kita punya sesuatu maka kita jadi punya pola berpikir. Contoh mobil saya power besar atau saya punya keterampilan bela diri atau ini daerah saya maka pola berpikir seperti itu akan membawa kita menjadi menghilangkan etika baik dan cenderung show the power," papar Reza.

"Maka ketika berada di jalan pola berpikir dan etikanya adalah bahwa banyak kepentingan orang banyak dengan berbagai permasalahan. Maka kita harus siapkan segala sesuatunya bahkan kondisi terburuk," lanjutnya.

Reza menyarankan untuk tidak mengemudi dalam kondisi pikiran dan mental yang tidak baik. Sebab bisa saja kejadian seperti ini dapat terjadi pada anda.

"Ketika kita terburu-buru jangan mengemudi, lagi bad mood jangan mengemudi. Pola berpikir tidak menjadi seorang pengemudi buruk otomatis akan mengurangi pekerjaan, tanggung jawab dan tentu risikonya minimum," sarannya.

"Jadi memang pola berpikir dan etika adalah kuncinya<" tutupnya.




(rip/lth)

Hide Ads