Lima kali lebih besar dari Titanic dan mampu menampung hampir 7.000 orang. Sampai tujuh bulan lalu mereka adalah raksasa-raksasa lautan yang penuh gemerlap. Kini cuma jadi onggokan besi besar yang sepi dan ditinggalkan.
Perkenalkan Allure of the Seas. Sampai tahun 2015 ini adalah kapal penumpang terbesar yang pernah dibuat di dunia, mampu mengangkut maksimal 6.780 penumpang plus 2.000 kru.
Kapal pesiar dengan bobot total 225.282 ton ini adalah mutiara di lautan. Di tahun lalu dia menyandang status sebagai kapal pesiar terbaik di dunia pilihan Cruise Critic Cruisers' Choice Awards.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebagaimana kapal-kapal pesiar mewah lainnya, Allure of the Seas menawarkan banyak fasilitas buat penumpangnya. Bukan sekadar komplet, tapi juga mewah. Sangat mewah. Kapal pesiar ini, di antaranya, punya mesin simulasi surfing, tiga kolam renang ukuran raksasa, bioskop dengan 1.300 tempat duduk, dan arena ice skating.
![]() |
Tapi semuanya berakhir Maret lalu. Pandemi COVID-19 dalam waktu singkat menghancurkan kemewahan dan gemerlap Allure of the Seas. Kapal pesiar yang memiliki 16 tingkat dan merentang sepanjang 362 meter ini kini terapung begitu saja hanya beberapa km dari daratan Inggris.
Allure of the Seas tak sendirian. Saat ini di seluruh dunia ada puluhan kapal pesiar mengalami nasib yang sama. Ditinggalkan, sepi, dan jauh dari ingar-bingar yang sebelumnya tak pernah berhenti terdengar dari dalamnya.
Berdasarkan data foto satelit dan teknologi tracking, keberadaan kapal-kapal pesiar itu bisa diketahui. Terdapat beberapa kelompok kapal pesiar tersebar di wilayah perairan dunia. Salah satunya di Karibia dan Atlantik.
Hasil jepretan foto satelit menunjukkan kapal-kapal berukuran besar itu mengapung dalam jarak beraneka ragam. Di Kepulauan Karibia, misalnya, berapa kapal pesiar mengapung di dengan jarak sekitar 16-48 km dar daratan.
Allure of the Seas dan kapal-kapal pesiar lain tidak bisa begitu saja bersandar di pelabuhan. Karena bersandar di pelabuhan butuh biaya sangat tinggi, banyak perusahaan yang membiarkan kapal pesiar mereka mengambang begitu saja dengan jarak beberapa km dari daratan.
![]() |
Pandemi virus corona telah menghancurkan industri kapal pesiar di seluruh dunia. Carnival Corp, salah satu perusahaan kapal pesiar, mengalami kerugian sampai Rp 64,5 triliun sejak pandemi virus corona datang. Kerugian tersebut masih akan bertambah, lantaran mereka memprediksikan masih akan mengalami kondisi yang sama sampai tahun depan.
Di awal tahun 2019, Carnival Corp memiliki 104 kapal dan 17 kapal tambahan. Namun kini jumlahnya berkurang lantaran sudah ada yang dijual untuk memangkas biaya dan memenuhi kebutuhan lainnya.
Allure of The Seas masih bisa dikatakan bernasib baik. Masih ada optimisme kalau industri akan bangkit dalam beberapa periode ke depan. Beberapa kapal pesiar yang lain mengalami kenyataan yang lebih pahit: dijual pemiliknya lalu dipreteli satu persatu.
(din/riar)
Komentar Terbanyak
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah