Akhir bulan September penjualan mobil Indonesia dikhawatirkan akan merosot lagi setelah sebelumnya bangkit sejak bulan Mei 2020. Soalnya DKI Jakarta, kontributor penjualan terbesar, menerapkan kembali PSBB, plus wacana relaksasi pajak 0 persen mobil baru.
Namun, setelah melewati bulan September, data menunjukkan kekhawatiran itu tak terbukti. Penjualan mobil khususnya Daihatsu di Indonesia justru tetap mengalami peningkatan dari bulan-bulan sebelumnya. Daihatsu mengalami kenaikkan 22,6 persen dari bulan Agustus yang terjual 6.300 sedangkan di September 7.700.
Baca juga: Penjualan Daihatsu Terus Merangkak Naik |
"Memang begini kalau saya mau cerita sedikit, di bulan September itu adalah bulan yang paling menegangkan buat kita. karena bulan Juni Juli Agustus itu biasa-biasa saja, tapi mulai bulan September baru dagdigdug karena kita berharap market otomotif naik terus tapi ada PSBB tanggal 14 sampai tanggal 27 trus ternayata dilanjut. Terus minggu ketiga ada relaksasi pajak jadi bulan September ada yang bikin deg-degan karena takut nggak naik," kata Marketing & Costumer Relation Divisi Head PT Astra International Daihatsu Sales Operation (AI-DSO) Hendrayadi Lastiyoso melalui sebuah sesi konferensi per secara virtual pada Kamis (14/10/2020).
"Dua isu itu kalau ditanya impaknya saya jawab berdasarkan data dan fakta. Kalau saya katakan penjualan dan market di bulan September. Artinya September meski ada isu besar PSBB dan relaksasi pajak dan terjadi penundaan tapi masih naik penjualan. Jadi saya ingin mengatakan real penjualan ritel di bulan September meski ada dua isu besar market tetap naik 15,5 persen, Daihatsu naik 22,6 persen," lanjutnya.
Marketing Director PT. Astra Daihatsu Motor (ADM), Amelia Tjandra yang juga hadir dalam kesempatan sama menimpali ia tak tahu apakah memang isu relaksasi pajak ini berpengaruh. Pasalnya tak ada data untuk mengukurnya sesuai kondisi saat ini.
"Kemungkinan besar yang namanya impak tu ada tapi hasilnya ternyata pasar September naik, jadi lebih besar. Tapi berapa besar kita tak tahu cara hitungnya seperti apa. yang pasti pasar september naik, kalau tidak ada isu mungkin bisa jadi lebih besar tapi kan ternyata kita tak bisa hitungnya. Hanya bisa hitung dari bulan sebelumnya," timpal Amel.
Amel juga menambahkan bahwa Daihatsu tak terlalu bergantung pada keputusan akhir relaksasi pajak akan diberikan atau tidak.
"Pada dasarnya kami percaya keputusan yang diambil oleh pemerintah sudah memikirkan segala dampaknya. Satu keputusan akan berimpak pada segmen lain sehingga pemerintah, saya yakin tidak mengambil keputusan tanpa evaluasi secara keseluruhan," pungkasnya.
Simak Video "Januari-Agustus 2022, Model Daihatsu Mana yang Paling Diincar?"
[Gambas:Video 20detik]
(rip/din)
Komentar Terbanyak
Kendaraan Hilang Lapor Polisi, Kena Biaya Berapa?
Bikin Orang Malas Bayar Pajak, BBN Kendaraan Bekas dan Pajak Progresif Dihapus
Rossi Pernah Sebut Marquez 'Biang Masalah' di MotoGP, Kini Banyak yang Percaya?