Pandemi COVID-19 membuat kebiasaan masyarakat dunia kini berubah. Tak cuma tatanan kehidupannya yang harus menyesuaikan dengan pola hidup bersih dan sehat, gaya berkendara masyarakat pun banyak yang ikutan berubah.
Dilansir Motor1, di Amerika Serikat, sebuah studi yang dilakukan oleh Badan Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya (NHTSA) menunjukkan bahwa pengemudi melakukan tindakan bahaya akhir-akhir ini. Kebiasaan buruk tersebut dilaporkan telah menyebabkan peningkatan angka kematian akibat kecelakaan lalu lintas selama paruh pertama tahun ini.
Studi tersebut dirilis bersamaan dengan perbandingan data tahun 2019. Tahun lalu, kematian akibat kecelakaan lalu lintas secara keseluruhan turun 2 persen, dan rasio tingkat kematian yang ditentukan oleh jumlah kematian per 100 juta mil kendaraan yang ditempuh (VMT) juga turun sedikit menjadi 1,10.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kebijakan lockdown untuk mengurangi penyebaran virus Corona (COVID-19) dituding menjadi salah satu penyebabnya. Banyak masyarakat yang beraktivitas di rumah sehingga perjalanan masyarakat terbatas.
Laporan NHTSA menyebut, angka kematian akibat kecelakaan lalu lintas menjadi 16,6% pada paruh pertama 2020 karena pembatasan aktivitas masyarakat. Statistik NHTSA menunjukkan, tingkat kematian per 100 juta mil perjalanan meningkat menjadi 1,42.
Angka itu disebut sebagai kematian tertinggi sejak 15 tahhun. NHTSA menyimpulkan, pengemudi mengambil risiko lebih besar di jalan raya yang lebih kosong.
Laporan tersebut membahas banyak faktor yang berkontribusi pada peningkatan angka kematian. Lalu lintas yang relatif lebih lancar berarti lebih banyak peluang untuk pengendara memacu kecepatan lebih tinggi.
(rgr/riar)
Komentar Terbanyak
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah