Kadishub DKI: Kendaraan Listrik Jangan 'Anget-anget Tahi Ayam' seperti CNG

Kadishub DKI: Kendaraan Listrik Jangan 'Anget-anget Tahi Ayam' seperti CNG

M Luthfi Andika - detikOto
Selasa, 08 Sep 2020 14:11 WIB
Karyawan mengendarai bus listrik saat uji coba di Kantor Pusat PT Transjakarta, Cawang, Jakarta, Senin (6/7/2020). PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) melakukan uji coba dua bus listrik EV1 dan EV2 rute Balai Kota - Blok M dengan mengangkut penumpang. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/wsj.
Ilustrasi bus listrik Foto: ANTARA FOTO/GALIH PRADIPTA
Jakarta -

Kendaraan listrik diprediksi akan menjadi salah satu alat untuk bisa menekan polusi yang bertujuan meningkatkan kesehatan masyarakat. Berbagai elemen baik pemerintah, stakeholder atau masyarakat diharapkan bisa mendukung penuh agar kendaraan listrik benar-benar teralisasi.

Seperti yang disampaikan Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo, pada virtual Workshop Kesiapan Industri Electric Vehicles.

"Kendaraan listrik saat ini menjadi topik hangat diberbagai pertemuan dan seminar baik yang diinisiasi pemerintah maupun dunia usaha. Di sisi lain di Indonesia perkembangan kendaraan listrik dapat dukungan dari pemerintah dalam hal ini pusat maupun daerah. Kita ketahui di pusat telah terbit PP No.55 tahun 2019 tentang percepatan kendaraan listrik, kami di Jakarta langsung menerbitkan Pergub 3/2020 insentif BBN. Dalam aturan ini kami fokuskan ke kendaraan bermotor listrik dengan daya baterai, ini upaya Pemprov DKI Jakarta untuk kurangi emisi kendaraan bermotor," kata Liputo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Presentasi virtual Workshop Kesiapan Industri Electric Vehicles.Presentasi virtual Workshop Kesiapan Industri Electric Vehicles. Foto: Presentasi virtual Workshop Kesiapan Industri Electric Vehicles.

"Emisi kendaraan punya dampak negatif ke kesehatan dan perubahan iklim. Wajar jadi perhatian dari Pemprov DKI Jakarta terus support implementasi kendaraan listrik di Jakarta. Komitmen lain ada terbitnya Ingub 66/2019 di dalamnya memperketat uji emisi kendaraan. Ada juga pengecualian ganjil genap bagi kendaraan listrik, ini kita harapkan jadi insentif tumbuhnya kendaraan listrik di Jakarta," Liputo menambahkan.

Bahkan Liputo menambahkan jangan sampai penerapan kendaraan ramah lingkungan seperti kendaraan listrik menjadi 'anget-anget tahi ayam' yang jika diartikan hanya pada tahap awal semangat namun pada akhirnya tidak terealisasi. Seperti yang terjadi di masa peralihan transportasi bensin ke BBG atau compressed natural gas (CNG)

ADVERTISEMENT

"Dengan perhatikan perkembangan tadi, implementasi kendaraan listrik di Indonesia dan Jakarta dapat terealisir secara masif. Komitmen tak hanya dari pemerintah tapi juga pelaku usaha dan stake holder lainnya agar implementasi bus listrik ini tidak anget-anget tahi ayam," kata Liputo.

"Kita ingat beberapa waktu lalu kita meluncurkan bus dengan bahan bakar CNG tapi dukungan yang didapatkan Jakarta kepada implementasi ini hanya anget-anget tahi ayam. Padahal untuk ke CNG sudah banyak sumber daya yang dikeluarkan termasuk mendorong BUMD untuk suplai CNG. Tapi di level nasional kurang mendapat sambutan baik. Akhirnya kita bisa liat sekarang armada TransJakarta kembali pakai BBM fosil," ujar Liputo.

Presentasi virtual Workshop Kesiapan Industri Electric Vehicles.Presentasi virtual Workshop Kesiapan Industri Electric Vehicles. Foto: Presentasi virtual Workshop Kesiapan Industri Electric Vehicles.



(lth/din)

Hide Ads