Kurang Orang di Pabrik, GM Suruh Pegawai Kantor Ikut Rakit Mobil

Kurang Orang di Pabrik, GM Suruh Pegawai Kantor Ikut Rakit Mobil

Rizki Pratama - detikOto
Rabu, 26 Agu 2020 20:50 WIB
Toyota dan General Motors memproduksi alat-alat medis untuk memenuhi kebutuhan warga Amerika di tengah wabah Corona. Mereka mengoperasikan pabrik yang sempat tutup.
Pabrik General Motors. (AP Photo)
Jakarta -

General Motors mengikuti langkah Honda dalam menyiasati produktivitas pabriknya di tengah krisis akibat pandemi virus Corona. Karena kekurangan orang untuk bekerja di pabrik, mereka mememerintahkan karyawan kantor untuk turun tangan bikin mobil.

Laporan terbaru dari Automotive News menyebutkan, GM memberikan bayaran kepada relawan yang merakit kendaraan di pabriknya yang terletak di Missouri. Pabrik itu merupakan tempat dirakitnya model truk Chevrolet Colorado, GMC Canyon, van komersial Chevrolet Express dan GMC Savana.

Juru bicara GM, Jim Cain, mengatakan jumlah pekerja kantoran yang ikut di jalur perakitan bervariasi dari kecil sampai besar. Pabrik itu biasanya mempekerjakan sekitar 4.100 pekerja upahan dan pekerja per jam. Saat ini mereka masih membuka lowongan kerja sementara untuk 200 slot lagi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami dapat mempertahankan tiga shift untuk memenuhi permintaan pelanggan dan dealer, sehingga dampak pada rekondisi inventaris kami seharusnya dapat dihindari. Kami berterima kasih atas dukungan yang kami terima karena pabrik bekerja melalui tantangan yang sangat sulit," kata Cain kepada Automotive News awal pekan ini.

Langkah ini dianggap bukan hal yang positif. Serikat kerja AS yang tergabung dalam United Auto Workers (UAW) mengatakan kebijakan yang diambil melanggar perjanjian kerja.

ADVERTISEMENT

"Kami sangat keberatan dengan pelanggaran kontrak ini. Serikat pekerja telah memulai proses pengaduan," komentar juru bicara UAW, Brian Rothenberg.

Berbeda dengan GM, karyawan Honda tidak tergabung dalam UAW. Akan tetapi ada beberapa pihak dalam perusahaan yang tidak terima dengan strategi ini. Pasalnya karyawan yang tiba-tiba diturunkan ke pabrik ini tidak diberikan bekal pelatihan apa-apa sebelum mereka datang untuk membantu proses produksi.




(rip/din)

Hide Ads