Indonesia Produksi D-100, Jokowi: Bisa Serap 1 Juta Ton Sawit Petani

Indonesia Produksi D-100, Jokowi: Bisa Serap 1 Juta Ton Sawit Petani

Luthfi Anshori - detikOto
Jumat, 14 Agu 2020 11:31 WIB
Uji coba Bahan Bakar D-100
Uji coba bahan bakar D 100. Foto: Dok. Kemenperin
Jakarta -

Pemerintah terus mengembangkan bahan bakar dengan basis tumbuhan (nabati). Hal ini untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil yang tidak bisa diperbarui. Terbaru, pemerintah sedang mengembangkan bahan bakar solar nabati, D-100.

Menurut Presiden Jokowi (Joko Widodo), upaya besar itu merupakan strategi untuk membangun kemandirian energi. "Tahun 2019 kita telah berhasil memproduksi dan menggunakan B20, dan tahun ini kita mulai dengan B30, sehingga kita mampu menekan nilai impor minyak kita di tahun 2019," kata Jokowi saat Pidato Kenegaraan dalam sidang tahunan MPR-DPR RI, di Senayan, Jakarta, Jumat (14/8/2020).

Lanjut Jokowi menambahkan, saat ini pemerintah melalui Pertamina, sedang menguji dan mengembangkan bahan bakar D-100. Saat memasuki produksi massal, diperkirakan satu juta ton sawit akan diserap untuk pembuatan bahan bakar ramah lingkungan ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pertamina bekerja sama dengan para peneliti, telah berhasil menciptakan katalis untuk pembuatan D-100, yaitu bahan bakar diesel yang 100% dibuat dari minyak kelapa sawit yang sedang uji produksi di dua kilang minyak kita. Ini akan menyerap minimal 1 juta ton sawit produksi petani untuk kapasitas produksi 20.000 barrel per hari," tambah Jokowi.

Sebagai informasi, bahan bakar D-100 yang diproduksi Pertamina memiliki spesifikasi Cetane Number yang sangat tinggi, yaitu hingga 79. Hal itu diyakini dapat menghasilkan performa kendaraan yang lebih baik sebagai campuran bahan bakar.

ADVERTISEMENT

Pertamina telah melakukan uji coba performa bahan bakar D-100 pada 14 Juli 2020 lalu, dengan menggunakan mobil MPV diesel keluaran 2017. Uji coba dilakukan sepanjang jarak 200 km.

Deputy CEO PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), Budi Santoso Syarif menjelaskan, dalam uji performa tersebut, bahan bakar yang digunakan adalah campuran D-100 sebanyak 20%, Dexlite sebanyak 50% dan FAME sebanyak 30%.

"Menurut hasil uji lab kami, terukur bahwa angka Cetane Number bahan bakar campuran D-100 pada Dexlite dan FAME yang digunakan tersebut mencapai angka minimal 60 atau lebih tinggi dari bahan bakar diesel yang ada saat ini. Demikian juga hasil uji emisi kendaraan menunjukkan Opacity (kepekatan asap gas buang) turun menjadi 1,7% dari sebelumnya 2,6% saat tidak dicampur dengan D-100," ujarnya seperti tertulis dalam siaran pers beberapa waktu lalu.

Saat pengujian, pengguna kendaraan disebut tetap merasa nyaman. Di antaranya, tidak ada excessive noise selama berkendara, tarikan mesin juga lebih bertenaga dan asap buang knalpot tetap bersih meski pada rpm tinggi.

Budi menambahkan, hasil Uji Performa yang bagus membuktikan D-100 yang diproduksi Perdana di Kilang Dumai Pertamina dapat menjawab kebutuhan green energy di Indonesia. Hal ini karena D-100 dibuat dari 100% bahan nabati turunan dari CPO atau kelapa sawit yang banyak terdapat di Indonesia. Dengan demikian, sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo, maka Indonesia dapat mengoptimalkan sumber daya alamnya untuk menciptakan kedaulatan energinya sendiri.

"Ini pertama di Indonesia dan hanya sedikit perusahaan yang dapat melakukannya. Kami membuktikan bahwa Pertamina berhasil melakukannya di Kilang Dumai, dengan dibantu oleh Katalis Merah Putih yang merupakan kerjasama Research & Technology Center Pertamina dan Institut Teknologi Bandung (ITB). Suatu kebanggaan bagi kami dapat menciptakan solusi untuk Indonesia," katanya.




(lua/rgr)

Hide Ads