Senyawa kimia yang menyebabkan ledakan di Beirut, Lebanon diketahui juga terkandung dalam perangkat keselamata Airbag Takata. Ditemukannya masalah ini menyebabkan perusahaan mengalami kebangkrutan. Penarikan global terbesar dalam sejarah pun dikampanyekan demi menghindari hal yang tidak diinginkan.
Ternyata setelah diisukan dan dihimbau untuk perbaikan, masih banyak mobil yang belum melakukan penggantian airbag ini. Pengacara yang sebelumnya menangani kasus ini mengatakan bahwa masih ada jutaan mobil dengan kandungan dengan potensi ledakan ini.
"Kira-kira masih ada jutaan di mobil orang-orang di seluruh dunia, kata Pengacara yang pernah mendampingi Takata di meja hijau, Jerry Cox.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kalkulasi Cox didasarkan pada National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) yang menunjukkan ada 12 juta kendaraan sudah ditarik dan diperbaiki. Data itu memang cukup besar, tapi data itu tidak membandingkan kenyataan bahwa ada 30 juta kendaraan yang belum dibawa kembali ke bengkel terkait masalah itu.
"Apa yang data itu tidak perlihatkan adalah ada 30 juta kendaraan di luar sana yang tidak pernah ditarik," jelas Cox.
NHTSA mendokumentasikan ada 63 juta airbag Takata di 19 merek mobil dunia sudah diminta untuk ditarik pada tahun 2013. Airbag tersebut berisiko meledak ketika berada dalam suhu tinggi. Ketika meledak, pecahan metal terpental ke seluruh isi mobil.
Akibat airbag Takata ini, 25 nyawa telah hilang di seluruh dunia. Di AS angkanya paling besar dengan catatan 16 korban jiwa dan 250 cedera.
Zat kimia rentan ledakan yang terkandung dalam airbag Takata adalah amonium nitrat. Senyawa kimia itu digunakan lantaran 10 kali lebih murah dibanding senyawa kimia yang lebih aman, yaitu guanidin nitrat.
(rip/din)
Komentar Terbanyak
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Ini Dampak Buruk Andai Tarif Ojol Naik 8-15 Persen di Indonesia
Biaya Tes Psikologi Naik, Perpanjang SIM Bakal Keluar Duit Segini