Pandemi virus Corona telah berdampak besar pada industri otomotif. Penjualan mobil secara global turun secara drastis dan banyak produsen mobil terpaksa memberhentikan ribuan pekerjanya.
Di antara semua merek yang sama-sama menghadapi masa-masa penuh tantangan ini, Toyota masih yakin perusahaannya akan tetap mendapat untung. Bulan lalu dalam rapat tahunan Presiden Toyota, Akio Toyoda memperkirakan penjualan mobil pabrikan Jepang itu bisa turun 20 persen, tetapi masih dapat mengembalikan laba operasi 500 miliar yen atau sekitar Rp 69 triliun.
Toyota yakin dengan raihan ini berdasarkan catatan terakhir penjualannya di bulan Juni. Penjualan global Toyota pada Juni telah pulih 84 persen sejak produksi dimulai kembali pada Mei.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di China, di mana virus Corona pertama kali menyebar, penjualan Toyota juga naik dari tahun ke tahun selama tiga bulan berturut-turut. Sementara itu penjualan Toyota di Eropa turun 11,5 persen dibandingkan dengan Juni 2019 dan terus meningkat sejak Mei.
Di Jepang, penjualan Toyota telah pulih sebesar 77,3 persen sejak Juni, bertepatan dengan berakhirnya masa darurat virus Corona di negara tersebut. Ini adalah recovery yang luar biasa mengingat penjualan Toyota turun sebesar 31 persen antara April dan Juni tahun ini.
Baca juga: Penjualan Mobil Merek Jepang Turun 21,3% |
Toyota mengatakan catatan ini telah melampaui ekspektasi awal yang diperkirakan pada Mei. Pada Juni, produksi global naik kembali ke 76 persen dari tingkat tahun sebelumnya setelah turun 50,8 persen pada April dan 54,4 persen pada Mei.
Di Amerika Utara, produksi masih turun 8,4 persen pada Juni, tetapi ini merupakan peningkatan besar dari Mei ketika produksi turun 78,5 persen dan ditutup sepenuhnya pada April. Produksi Eropa turun 3,9 persen pada Juni, dibandingkan dengan 59,9 persen pada Mei dan 99,2 persen pada April.
Angka itu tidak mengherankan berkat Toyota RAV4 jadi model terlaris Toyota pada semester pertama tahun ini dengan 426.000 unit terjual yang merupakan rekor tertinggi pada saat ini.
(rip/rgr)
Komentar Terbanyak
Ini Dampak Buruk Andai Tarif Ojol Naik 8-15 Persen di Indonesia
Jangan Kaget! Biaya Tes Psikologi SIM Naik, Sekarang Jadi Segini
Ternyata Gegara Ini Insinyur India Bikin Tikungan Flyover 90 Derajat