20.000 Karyawan Daimler Terancam PHK

20.000 Karyawan Daimler Terancam PHK

Rizki Pratama - detikOto
Jumat, 24 Jul 2020 18:59 WIB
Logo mobil asal Jerman Mercedez-Benz (mercy).
Daimler berencana rumahkan 20.000 karyawannya. Foto: Ari Saputra
Jakarta -

Pemangkasan biaya perusahaan yang dilakukan Daimler dapat berujung pada PHK 20.000 karyawannya. Menurut sumber yang dekat dengan masalah ini, Daimler dikatakan akan memutuskan seberapa banyak pekerjaan yang harus dipotong berdasarkan sejumlah faktor.

Faktor yang menentukan itu utama adalah seberapa banyak karyawan yang mau menerima pemangkasan gaji. Di saat bersamaan Daimler berupaya mencari tenaga outsource untuk bagian layanan teknologi informasi.

Mengenai kabar ini, juru bicara Daimler menolak untuk berkomentar. Media Manager Magazin di Jerman melaporkan pada hari Rabu bahwa Daimler pada akhirnya berkemungkinan bisa memotong 30.000 pekerjaan atau sekitar 10 persen dari seluruh pekerjanya secara global.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Awal bulan ini dalam rapat tahunan Chief Executive Daimler, Ola Kallenius mengatakan mereka perlu mempertajam upaya pemotongan biaya untuk menopang pemasukan. Selain itu, Daimler sedang meninjau jaringan manufakturnya dan menghilangkan kelebihan kapasitas.

Pabrik Daimler di Prancis kemungkinan akan dijual. Selain itu rencana untuk menambahkan fasilitas produksi di Hungaria akan ditangguhkan.

ADVERTISEMENT

Daimler telah meningkatkan target penghematan biaya tenaga kerjanya dari USD 1,6 miliar menjadi USD 2,3 miliar. Sumber lain yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan bahwa Daimler dan serikat kerja tengah berdiskusi terkait nasib para karyawannya.

Daimler pertama kali mengumumkan rencana untuk memangkas biaya dari pengeluaran untuk tenaga kerjanya sebesar USD 1,6 miliar pada akhir November 2019. Pemangkasan biaya sebesar itu sama dengan mengurangi 10.000 tenaga kerja hingga tahun 2022.

Pada saat itu, dinyatakan bahwa Daimler akan bertahap mengurangi tenaga kerjanya. Selain itu, kemungkinan pensiun lebih cepat akan diperluas dan program pesangon akan ditawarkan di Jerman untuk mengurangi pekerjaan.




(rip/din)

Hide Ads