Cerita di Balik Pembuatan Bus Physical Distancing Asal Jawa Tengah

Cerita di Balik Pembuatan Bus Physical Distancing Asal Jawa Tengah

M Luthfi Andika - detikOto
Senin, 06 Jul 2020 17:24 WIB
Physical Distancing di dalam bus
Bus Physical Distancing Foto: Dok. Karoseri Laksana
Jakarta -

Bus Physical Distancing atau bus yang bisa membuat penumpang di dalamnya tetap aman dari Corona menarik untuk dibicarakan. Karena langkah untuk memperkenalkan tipe bus baru dengan formasi duduk 1-1-1, menjadi langkah konkret PO Bus untuk bisa bertahan di masa pandemi virus Corona.

Meski demikian untuk bisa melahirkan bus Physical Distancing bukan perkara mudah dan pastinya menemui banyak rintangan. Seperti yang disampaikan Communication Manager CV Laksana, Candra Dewi kepada detikOto, Senin (6/7/2020).

"Pada saat membuat bus ini tim kami mendapatkan challenge yang cukup menantang," kata Dewi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tim kami berinovasi dengan menggunakan platform F yang kita dapat secara mudah dan knock down rak bagasi platform (tipe F). Sehingga customer memiliki fleksibilitas yang tinggi untuk dapat merubah busnya menggunakan konsep SD atau biasa dengan sistem ducting yang dilepas rak bagasinya," cerita Candra Dewi.

Physical Distancing di dalam busPhysical Distancing di dalam bus Foto: Dok. Karoseri Laksana

Tidak sampai di situ, Candra Dewi juga ikut menceritakan bus physical distancing memiliki beberapa inovasi yang ikut diterapkan seperti penggunaan sistem rel pada jok.

ADVERTISEMENT

"ini juga ditekankan bahwa pada design interior kita, produk kita dapat memberikan keleluasaan area interior dan ruang gerak penumpang dengan maksimal," katanya lagi.

"Selain itu bus ini juga dilengkapi dengan rel jok dilengkapi dengan rangka penguat dan pembautan yang sesuai dengan standard UN ECE R80. Jarak gang-way yang memenuhi persyaratan keselamatan RI di mana tercapai lebih dari 350 mm juga ikut diberikan,"Candra Dewi menambahkan.

Terakhir, untuk para PO Bus yang ingin melakukan pemesanan Bus Physical Distancing sudah bisa dilakukan. "Untuk bisa memproduksinya membutuhkan waktu 2 bulan pengerjaan," tutup Dewi.




(lth/lua)

Hide Ads