Kualitas udara di Jakarta membaik saat memasuki hari pertama bulan Ramadan, ditambah pagi ini sudah berlangsung Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) selama dua minggu.
Data dari AirVisual, Jumat (24/4/2020) pukul 09.09 WIB, tingkat polusi udara Jakarta lebih baik dari kota Eropa seperti London (Inggris), Amsterdam (Belanda), Zagreb (Kroasia), dan Poznan (Polandia).
Posisi Jakarta saat ini, pukul 10.37 WIB berada di posisi ke-44 di dunia, Air Qality Index (AQI) Jakarta berada di 60 atau kategori sedang. Tingkat polusi ini tidak tetap dan dapat berubah sewaktu-waktu. Sementara untuk 4 kota besar paling berpolusi udara di dunia, New Delhi (India), Lahore (Pakistan), Dhaka (Bhangladesh), dan Kathmandu (Nepal) dengan kadar AQI di atas 130.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Kualitas udara Jakarta membaik jika dibandingkan Jumat (17/4) lalu. Pada pukul 08.00 WIB, Air Quality Index (AQI) Jakarta berada di 155 atau kategori tidak sehat. Kemudian pukul 09.00 WIB, AQI Jakarta berada di 129 alias tidak sehat bagi kelompok sensitif. Jakarta saat ini berada di posisi ke-7 kota dengan udara berpolusi di dunia.
Air Quality Index (AQI) merupakan indeks yang digunakan AirVisual untuk menggambarkan tingkat polusi udara di suatu daerah. AQI dihitung berdasarkan enam jenis polutan utama, yaitu PM 2,5, PM 10, karbon monoksida, asam belerang, nitrogen dioksida, dan ozon permukaan tanah.
Berdasarkan data AirVisual, kandungan PM2.5 di Jakarta berada di angka 17,9 Β΅g/mΒ³ pada 08.00 WIB pagi tadi. Data itu diperoleh dari alat pemantau udara Airvisual yang ada di Kedutaan Amerika Serikat, Pegadungan, Kemayoran, Pejanten Barat, Rawamangun, dan Mangga Dua.
AQI mempunyai rentang nilai antara 0-500. Makin tinggi nilai AQI, artinya makin tinggi tingkat polusi udara di wilayah tersebut.
Skor 0-5 berarti kualitas udara bagus, 51-100 berarti moderat, 101-150 tidak sehat bagi orang yang sensitif, 151-200 tidak sehat, 201-300 sangat tidak sehat, dan 301-500 ke atas berarti berbahaya.
Sumber polusi bisa berasal dari pembakaran yang dihasilkan dari pembangkit listrik, limbah pembakaran, emisi kendaraan bermotor, dan proses industri yang melibatkan reaksi kimia antara gas.
(riar/rgr)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah