Memang ada perbedaan mendasar soal data, bersih atau tidaknya kualitas udara di Jakarta. Jika data AirVisual udara Jakarta terbilang tidak oke, berbeda dengan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Pagi kemarin, Air Quality Indeks (AQI) puncak polusi Jakarta pada pukul 09.00 WIB, berada di angka 155. Artinya kualitas udara di Jakarta tidak sehat bagi kelompok sensitif. Namun Akan tetapi data ini berbanding terbalik dengan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, berdasarkan data yang diambil iku.menlhk.go.id. Udara Jakarta terbilang bersih selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Hal ini juga yang coba diungkapkan pengamat otomotif Yannes M, kepada detik.com, pentingnya mengambil data kualitas udara bersih dari lembaga yang terpercaya, karena jika data yang diambil tidak terpercaya maka validasi tidak akan dipertanyakan kembali.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Data www.iqair.com ternyata berbasis kontributor, untuk Jakarta ada 6 kontributor (bisa jadi perorangan atau LSM) yang belum tentu punya alat ukur valid, kalau KLH punya," ujar Yannes.
![]() |
Yannes mengatakan pada data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), udara semakin bersih beriringan dengan minimnya kendaraan yang beraktifitas.
"Secara data statistik menurut data resmi pemerintah, di cross check dengan pantauan live CCTV dan google map, tampaknya ada kesesuaian antara index kualitas udara dengan sepinya lalu lintas. Meski demikian, Pada beberapa jalan penghubung antar kota dan outer ring road masih agak ramai lancar. Sangat dimungkinkan itu akses point to point orang dari satu wilayah ke wilayah lain," ucap Yannes.
"Jadi tampaknya secara data KLH udara DKI Jakarta sekarang lebih bersih dari sebelum COVID-19 atau virus Corona, namun perpindahan orang masih cukup banyak terjadi terutama yang melintas Jakarta. jalan di dalam Jakarta sendiri relatif sudah sepi," Yannes menambahkan.
Tidak sampai di situ, Yannes juga mengatakan kualitas udara Jakarta juga ditentukan waktu-waktu tertentu. Bahkan Yannes ikut memberikan data grafik yang menunjukkan kapan kualitas udara ibu kota DKI Jakarta berubah-ubah, berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
![]() |
"Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa pada jam-jam tertentu terjadi peningkatan lalu lalang kendaraan. Semakin banyak kendaraan yang lalu lalang maka semakin tinggi tingkat pencemaran udara yang terjadi. Pada grafik dapat dilihat peningkatan terjadi pada kemarin jam 6-8 pagi dan agak meningkat pada 17:00 WIB. Simpulan sementara, dengan terjadinya pandemik COVID-19 populasi udara kota menurun akibat menurunnya jumlah kendaraan yang lalu lalang," kata Yannes.
"Pada saat lalulintas masih normal (tanggl 16 Januari 2020) alias padat, polusi Jakarta begitu parah dan tidak sehat, dapat merugikan kesehatan manusia. Begitu lalu lintas menjadi semakin lengang (17 April 2020) tingkat polusi menurun drastis dan jadi lebih baik dan sehat (skor 49 masih berada di zona sehat, walaupun mendekati batas menuju kualitas sedang)," pungkas Yannes.
(lth/din)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?