'Formula E Tidak Ada Dampak Ekonomi Jangka Panjang'

'Formula E Tidak Ada Dampak Ekonomi Jangka Panjang'

Rizki Pratama - detikOto
Senin, 17 Feb 2020 19:28 WIB
Jumpa Pers Formula E
Tidak ada pengaruh positif dalam jangka panjang dari Formula E Foto: (Mercy Raya/detikSport)
Jakarta -

Formula E sebenarnya bukan perhelatan internasional pertama yang diselenggarakan di Indonesia. Sebelumnya sudah pernah pula menggelar Asian Games yang pamornya bahkan lebih besar daripada Formula E.

Pakar ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira menilai acara besar seperti ini tidak memberikan dampak jangka panjang pada perekonomian. Ia berkaca pada Asian Games 2018 yang anggarannya mencapai puluhan triliun rupiah.

"Kalau acara besar-besaran tapi hanya jangka pendek, mungkin ini akan terulang nasib seperti Asian games 2018 kemarin. Dana yang dihabiskan tidak sedikit, tapi mana dampak ekonomi yang dirasakan jangka menengah panjang," kata Bhima kepada detikcom melalui pesan singkat, Senin (17/2/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pelimpahan dana sebesar ini justru malah membuat kebutuhan anggaran di sektor lain menjadi korban. Pada waktu itu Asian Games tidka memberikan dampak baik pada LRT Palembang dan Stadion Jakabaring.

"Justru yang terjadi adalah banyak infrastruktur yang bermasalah, LRT Palembang dan Stadion Jakabaring," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Mengharapkan pertumbuhan ekonomi dari wisatawan mancanegara juga tidak berpengaruh dari Asian Games 2018. Pada tahun berikutnya justru pertumbuhan wisman menurun drastis.

"Berapa banyak wisatawan yang naik karena adanya event internasional, buktinya kita keluar dana puluhan triliun efeknya justru tingkat pertumbuhan wisman per 2019 merosot tajam dari 12,5% menjadi 1,8%. Jadi itu semua kan cuma asumsi bisa naikan PDB lah, bisa naikan konsumsi. Fakta nya tidak begitu," papar Bhima.

Bhima menimpali bahwa pendapatnya ini bukan berarti melihat Formula E buruk bagi ekonomi secara keseluruhan. Jika dipertimbangkan dengan kondisi ekonomi saat ini ia berpendapat anggarna tersebut lebih baik dialokasikan untuk program yang dapat mengurangi kemiskinan.

"Bukannya tidak mendukung, tapi setop-lah narasi ekonomi akan tumbuh tinggi karena adanya event-event model begitu. Yang jelas tahun 2020 pertumbuhan ekonomi terancam dibawah 4,8%. Sebaiknya anggaran sebesar itu digunakan untuk pengentasan kemiskinan yang jumlahnya masih 362 ribu orang," tutupnya.




(rip/lth)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads