Dalam data terbaru, Jakarta masih menjadi salah satu kota termacet di dunia. Menurut TomTom Traffic Index, Jakarta menduduki posisi 10 kota termacet di dunia.
Pada 2019, warga Jakarta rata-rata berkendara 53% lebih lama dibandingkan saat jalanan kosong tanpa kemacetan. Tingkat kemacetan 53% itu masih sama dengan tingkat kemacetan tahun sebelumnya.
Macet menimbulkan kerugian yang cukup signifikan. Tahun lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) bilang, kerugian akibat kemacetan di wilayah Jabodetabek mencapai Rp 65 miliar per tahun. Namun berdasarkan laporan yang pernah diutarakan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, kerugian yang diakibatkan kemacetan lebih besar dari angka di atas, yaitu mencapai Rp 100 triliun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemacetan lalu lintas memang menimbulkan kerugian yang besar. Bukan cuma materi, sampai kesehatan pun bisa terpengaruh akibat kemacetan.
Kerugian lainnya, waktu pengendara dan penumpang terbuang sia-sia gara-gara macet. Karena macet, warga jadi tidak produktif lantaran waktunya terbuang di jalan. Bahkan disebutkan, kemacetan mengurangi kesehatan ekonomi regional.
Baca juga: Hindari! Ini Jadwal Paling Macet di Jakarta |
Selanjutnya, macet membuat warga terlambat sampai tujuan. Alhasil, mereka tidak bisa hadir tepat waktu pada pekerjaan, rapat, sekolah, bahkan hingga mengakibatkan hilangnya bisnis, tindakan disipliner atau kerugian pribadi lainnya.
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah