Dua Merek Mobil Pamit, Yaris Paling Irit, Bocoran Ertiga SUV

Round Up Berita Populer

Dua Merek Mobil Pamit, Yaris Paling Irit, Bocoran Ertiga SUV

Tim detikcom - detikOto
Jumat, 24 Jan 2020 13:11 WIB
Dua Merek Mobil Pamit, Yaris Paling Irit, Bocoran Ertiga SUV
Foto: Chevrolet
Jakarta -

Dua merek mobil pamit undur diri dari kancah otomotif di Tanah Air. Chevrolet dipastikan menyetop penjualannya dan Datsun diisukan untuk tidak lagi memasarkan mobilnya.

Berita seputar mundurnya merek otomotif itu menjadi berita populer sepanjang Kamis (23/1/2020). Selain itu ada juga soal bus Jepang Hino yang katanya tidak kuat di Jalan Tol Trans Jawa. Kemudian ada Toyota Yaris yang paling irit, bisa menembus 30 km per liter, dan bocoran Ertiga versi SUV yang kabarnya sudah mulai bisa dipesan.

Berikut berita yang menjadi berita otomotif populer Kamis (23/1/2020).

Dua Merek Mobil Pamit, Yaris Paling Irit, Bocoran Ertiga SUV
Dua merek mobil pamit undur diri dari kancah otomotif di Tanah Air. Chevrolet dipastikan menyetop penjualannya dan Datsun diisukan untuk tidak lagi memasarkan mobilnya. Dengan hengkangnya dua merek tersebut, akankah mempengaruhi citra industri otomotif Tanah Air di mata internasional?

Pengamat otomotif Bebin Djuana mengatakan keputusan merek otomotif untuk tidak lagi berjualan di Indonesia bukan hanya bergantung dengan penerimaan pasar domestik dalam negeri.

"Saya yakin dunia tidak menutup mata bahwa mundurnya itu tidak semata-mata karena kondisi nasional pada umumnya," ungkap Bebin di Jakarta, Senin (20/1/2020).

Memang bila melihat data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) penjualan secara domestik mengalami penurunan. Nilai itu turun 10,8% dibandingkan realisasi tahun sebelumnya yang tercatat 1.151.413 unit.

Namun pengamat otomotif yang dulu berkiprah di salah satu Agen Pemegang Merek otomotif ini melihat, masalah yang dialami Chevrolet misalnya tidak hanya bisnis. Ia berpendapat karena masalah internal juga berdampak hingga ke Indonesia.

"Saya melihat juga bahwa ada yang punya masalah internal, Detroit (markas Chevrolet di Amerika Serikat) ada masalah, getahnya ke Indonesia," ungkap Bebin.

Merek bus asal Jepang, Hino, dianggap tidak bisa bersaing dengan bus-bus Eropa seperti Scania atau Volvo. Pasalnya bus Hino dianggap tidak memiliki tenaga sebesar bus Scania dan Volvo. Selain itu bus Hino pun mesinnya disebut cepat panas saat melintas tol Trans Jawa.

"Katanya engine bus Hino itu nggak kuat kalau untuk tol Trans Jawa, Jakarta-Surabaya PP. Disebut overheat, karena katanya volume olinya sedikit 12/13 liter. Sementara merek A dan B sampai 30 liter. Dengan oli banyak katanya lebih adem," kata Direktur Penjualan dan Promosi HMSI Santika Wardoyo dalam Hino Media Gathering, di Jakarta, Kamis (23/1/2020).

Untuk menepis anggapan miring itu, pihak HMSI melakukan serangkaian uji coba terhadap bus Hino melalui salah satu perusahaan otobus.

"Kita uji coba tes jalan di tol Trans Jawa, pakai bus Sinar Jaya. Nah setelah dilakukan uji coba, diketahui rata-rata temperatur (oli mesinnya-red) 106 derajat Celcius. Paling tinggi 119,5 derajat Celcius dan 143 derajat Celcius. Tes ini dilakukan saat siang hari," ujar Santika.

Menurut Santika, standar overheat oli mesin pada sebuah bus disebut mengalami panas berlebih ketika temperatur mencapai suhu 230 derajat Celcius.

"Dan hasil tes itu menunjukkan masih di bawah standar. Jadi nggak bakal terjadi overheat," katanya lagi.

"Kemudian bicara suhu mesin. Standar suhu mesin overheat itu sampai 97 derajat Celcius. Mesin kita paling tinggi 87 derajat Celcius. Jadi masih di bawah standar," ujarnya.

"Dengan demikian kita yakin (bus Hino-red) RN285, oli cuma 13 liter, mampu dan reliable dipakai untuk tol Trans Jawa," pungkasnya.

Menembus angka konsumsi BBM 30 km per liter kini bisa dilakukan oleh mobil konvensional, dengan bantuan teknologi hybrid tentunya. Toyota akan merilis Yaris hybrid yang konsumsi BBM-nya mencapai 30,3 km per liter.

Yaris hybrid akan mengisi tempat Prius c atau Aqua, yang akan dihentikan produksi dan penjualannya pada kuartal kedua tahun ini. Yaris hybrid akan mulai dijual bulan Mei dan dilengkapi dengan berbagai fitur keamanan.

Di Australia mobil ini akan menjadi mobil Toyota paling irit, dan mungkin bisa saja mobil Toyota teririt di dunia. Mobil memiliki mesin 1,5 liter yang dipadukan dengan teknologi hybrid, pertama dipasang Toyota pada Yaris.

Toyota mengatakan dengan Yaris hybrid, tak hanya akan membuat kantong pengguna jadi lebih tebal karena jarang isi BBM, mobil juga menjadi komitmen Toyota untuk mengurangi jejak karbon pada kendaraannya.

Untuk fitur keamanan, Toyota memasang sistem yang canggih seperti pre-collision safety system dan active cruise control yang akhir-akhir ini tengah ngetren di banyak mobil baru. Mobil bisa berhenti dengan otomatis kalau sensor mendeteksi ada obyek lain di depan mobil.

Agar enak dikendarai, Yaris hybrid juga sudah menggunakan platform Toyota New Global Architecture (TNGA) yang diklaim Toyota bakal asyik kalau dibawa di tikungan.

Dari sisi desain, mobil tidak jauh berbeda dengan Yaris yang dijual di Jepang, namun dengan desain lampu yang bernuansa kebiruan menandakan tanda mobil hybrid.

Mayoritas penjualan mobil di Indonesia memang masih didominasi oleh pabrikan Jepang. Namun, beberapa tahun terakhir produsen otomotif asal China mulai menggempur pabrikan Jepang.

Dua produsen otomotif China, Wuling dan DFSK, mencoba mengusik dominasi merek Jepang. Bagaimana pencapaiannya?
Baca juga: Macet di Mana-mana, Berapa Jumlah Mobil di Indonesia? Ini Datanya

Mengutip data penjualan yang dirilis Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), salah satu dari pabrikan China masuk daftar 10 merek terlaris di Indonesia. Adalah Wuling yang menduduki posisi 9 merek terlaris di Indonesia.

Wuling berhasil melampaui penjualan Nissan. Pada 2019, Wuling menjual 21.112 unit mobil baru (retail sales/penjualan dari diler ke konsumen). Sedangkan Nissan menjual 12.570 unit mobil baru.

Di tengah pasar otomotif yang menurun, Wuling malah bisa menaikkan angka penjualan. Penjualan Wuling pada 2019 naik 39,2% dibanding 2018. Sebagai pembanding, Wuling pada 2018 menjual 15.162 unit mobil baru (angka retail sales).

Pangsa pasar Wuling juga naik. Tahun 2019, Wuling meraih kue pasar sebesar 2%, naik dari 1,3% tahun 2018.

Mobil China lainnya, DFSK, juga mengalami kenaikan penjualan di tengah penurunan pasar otomotif tahun 2019 lalu. Kenaikan penjualan DFSK mencapai 288,6%.

Tahun 2018, DFSK menjual 839 unit. Sedangkan tahun 2019 penjualan DFSK meningkat tajam menjadi 3.260 unit. DFSK meraih pangsa pasar 0,3% pada 2019, naik dari 0,1% tahun sebelumnya.

Untuk dicatat, data di atas diambil dari angka penjualan retail sales atau penjualan dari diler ke konsumen.

Penjualan mobil China tahun 2019 memang tidak sebanyak 'raksasa' otomotif Jepang seperti Toyota, Daihatsu, Honda, Mitsubishi dan Suzuki. Tapi, kenaikan angka penjualan dan pangsa pasar dua merek China itu seakan membuktikan keduanya mencoba mendobrak dominasi merek Jepang.

Suzuki akan meluncurkan mobil baru lagi. Dalam waktu dekat ini, Suzuki Ertiga akan mendapat saudara baru, yaitu Suzuki XL7. Mobil itu bisa dibilang sebagai Ertiga versi SUV.

Ertiga versi SUV itu pertama kali meluncur di India dalam bentuk Suzuki XL6 dengan konfigurasi 6 tempat duduk.

Namun, PT Suzuki Indomobil Sales (SIS) tampaknya menyesuaikan mobil itu dengan karakter konsumen Indonesia. Ertiga versi SUV di Indonesia akan hadir dengan konfigurasi 7 tempat duduk dan diberi nama Suzuki XL7.

Sebelum meluncur, wajah Suzuki XL7 muncul di media sosial. Akun instagram seorang penjual mobil Suzuki mengunggah foto-foto mobil Suzuki dengan badge XL7 berkelir oranye.


Hide Ads