Daripada memperdebatkan keputusan yang telah dibuat itu ada baiknya memperbaiki penerapannya. Pesepeda dan kawan-kawannya yang melaju di jalur tersebut perlu diberikan jaminan keselamatan di tengah lautan kendaraan bermotor agresif.
Saat ini memang sudah ada batasan berupa garis atau traffic cone. Melihat perilaku mayoritas perilaku berkendara masih buruk, ancaman nyawa kepada pengendara di jalur sepeda bagaikan bom waktu yang siap meledak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau hanya dibatasi warna, lalu juga hanya cone juga tidak ada edukasi. Tapi kalau diniat seperti jalur Transjakarta ada pembatas tinggi itu jelas dilarang. Saat ini kita kan kesulitan berbeda dengan (pengendara) intelektualitas baik, tanpa pembatas pun pasti tidak akan dilewati," kata Wakil Sekjen Masyarakat Transportasi Indonesia, Deddy Herlambang di Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (28/11/2019).
Tidak hanya baik untuk pesepeda, pembatas ini juga akan mengurangi resiko pesepeda itu sendiri masuk ke jalur cepat. Oleh karena itu jika masing-masing pengguna jalan memahami haknya masing-masing diharapkan tercipta ketertiban dan keamanan.
"Sepeda kan lemah makanya harus ada pagar kalau tidak ada pagar jelas nanti ditabrak seperti otoped itu. Harus ada batas aman dan tidak aman. Karena kalau tanpa batasan pun kalau macet sepeda juga bisa masuk jalur cepat," tambah Deddy.
Ia pun juga mengingatkan pesepeda untuk tertib lalu lintas. Berjalan pada jalurnya atau jika tidak ada gunakan trotoar. "Selama tidak ada jalur sepeda, sepeda disarankan masuk ke trotoar. Jangan di jalur cepat," tutupnya. (rip/ddn)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?