Pengamat Transportasi, Djoko Setijowarno menilai upaya tersebut dinilai kurang maksimal sebab tidak ada evaluasi bagi tiap lembaga yang menjalankan mandat.
"Setiap tahun, lebih dari sekali diadakan kegiatan besar kampanye keselamatan yang diselenggarakan Korlantas Polri maupun Ditjen Perhubungan Darat, baik di pusat maupun di daerah. Namun hingga kini belum menunjukkan penurunan angka kecelakaan yang berarti," kata Djoko melalui keterangan resmi yang diterima detikcom.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melalui kegiatan tersebut, hasil yang dapat terlihat ialah saat musim mudik lebaran tiba. "Pasti terjadi penurunan angka kecelakaan," ujarnya.
Namun Djoko menilai, implementasi RUNK juga tidak berjalan maksimal, sebab tidak ada personal atau institusi yang menjadi komandonya untuk monitoring dan evaluasi.
"Masing-masing Kementerian dan Lembaga menafsirkan tingkat keberhasilannya sesuai selera dan kemampuan institusinya masing-masing. Seolah berhasil, namun tidak memberikan keluaran yang positif," bilang Djoko.
RUNK jalan terdiri dari 5 pilar yaitu Manajemen Keselamatan Jalan, Jalan yang Berkeselamatan, Kendaraan yang Berkeselamatan, Perilaku Pengguna Jalan yang Berkeselamatan, dan Penanganan Pra dan Pascakecelakaan.
Menurutnya perlu lembaga khusus yang mengurusi keselamatan lalu lintas dan angkutan jalan. Ia mencontohkan seperti di Korea Selatan, Road Traffic Authority, dan di Malaysia (Malaysian of Roads Safety Research).
"Di Indonesia sudah ada Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) yang statusnya dapat dinaikkan menjadi Badan Nasional Keselamatan Transportasi di bawah Presiden. Harapannya, supaya urusan keselamatan transportasi bisa cepat terselesaikan dan tidak berlarut-larut," ujar Djoko.
(riar/rgr)
Komentar Terbanyak
Jangan Pernah Pasang Stiker Happy Family di Mobil, Pokoknya Jangan!
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah