"Lebaran tahun ini, saat mudik arus lebaran lalu lintas kendaraan relatif lancar, namun saat arus balik tersendat," kata Djoko melalui pesan singkat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mudik diselenggarakan 6 hari efektif, sedangkan balik hanya 3 hari. Volume kendaraan antara mudik dan balik relatif sama," kata Djoko.
"Kapasitas prasarana tidak bertambah, sehingga wajar jika arus balik terjadi ketersendatan," kata Djoko.
Ketersendatan memang terjadi Gerbang Tol dan Rest Area. Kendati demikian, Djoko menilai kemacetan di jalan tol menurutnya lebih mudah diatur ketimbang jalan non tol.
"Semestinya GT ruas tol dihilangkan, dan manajemen TIP dibenahi. Pada saat ketersendatan di ruas tol lebih mudah dikendalikan ketimbang di jalan non tol. Di ruas non tol terjadi lalu lintas campuran (mix traffic) dan hambatan samping (side friction) yang cukup besar," kata Djoko.
Tidak bisa ditampik salah satu kelancaran arus mudik, berkat rekayasa lalu lintas diberlakukan dengan sistem one way dan contra flow.
"Tidak perlu diselenggarakan 24 jam, cukup situasional sesuai kebutuhan. Sebab ada kendaraan lain dari arah berlawanan juga memerlukan tepat waktu tiba di tujuan, seperti angkutan umum dan angkutan sembako," ungkap Djoko.
Ke depan Djoko menghimbau untuk menciptakan arus balik yang lancar, agar Kemen PAN ikut duduk bersama. "Untuk membuat rencana lebaran berikutnya, sebaiknya Kemen.PAN diajak juga, karena kementerian ini yang merancang libur ASN (Aparatur Sipil Negara)," tulis Djoko. (riar/lth)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Gaya Merakyat Anies Baswedan di Formula E Jakarta, Duduk di Tribun Murah