'Biaya Sertifikasi Pelumas Tak Mahal Kok'

'Biaya Sertifikasi Pelumas Tak Mahal Kok'

Ruly Kurniawan - detikOto
Senin, 08 Apr 2019 20:47 WIB
Pabrik pelumas Pertamina Foto: Pradita Utama
Jakarta - Perhimpunan Distributor Importir dan Produsen Pelumas Indonesia (Perdippi) tak setuju dengan Peraturan Menteri Perindustrian RI Nomor 25 Tahun 2018 Tentang Standar Nasional Indonesia (SNI) Pelumas Secara Wajib.

Salah satu perhatiannya adalah biaya yang mahal sehingga pada akhirnya importir pelumas tak dapat bersaing (harganya sedikit lebih mahal).

Tentang hal ini, asosiasi produsen pelumas lain punya pendapat yang berbeda. Ketua Bidang Pengembangan Asosiasi Produsen Pelumas Indonesia (Aspelindo) Andria Nusa memaparkan sebenarnya pengujian SNI Pelumas untuk kendaraan bermotor tidaklah mahal. Asalkan, volume penjualan importir pelumas tersebut sudah cukup besar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



"Perkiraan kan uji di dalam negeri itu sekitar Rp 20 juta sampai Rp 30 juta (untuk satu kategori pelumas). Ya kalau pengujian dilakukan di luar katakanlah biayanya tiga kali lipat maka bisa jadi Rp 100 juta. Nah ini kalau produsen itu bisa jual 1 juta liter per tahun, biayanya malah jadi Rp 100/liter saja lho. Ini hitungan pemain kecil ya, karena kan baru memperkirakan penjualan 1.000 kiloliter saja, sedangkan kebutuhan pelumas di dalam negeri mencapai 9.500 kiloliter," katanya beberapa waktu lalu.

"Jadi ya yang bilang mahal itu importir yang kecil-kecil, mungkin," lanjut Andria.



Dirinya juga tak dapat memungkiri bahwa biaya pengujian SNI bagi pelumas akan mahal bila dilakukan di luar Indonesia (produksinya di luar negeri). "Ya yang buat importir itu keberatan saya lihat sih, kalau mereka produksi pelumasnya di luar. Karena bagaimana pun juga, kita pemerintah harus melihat secara langsung sehingga bisa yakin bahwa pelumas yang dibuat telah standar kami. Sudah benar dan ideal," ucap Andria.

"Jadi bukan hanya industri lokal saja yang diperiksa, diobok-obok segala macam. Kan biar adil, jadi yang importir itu kami harus periksa juga," tutupnya.

(ruk/ddn)

Hide Ads