Hal itu dijamin, oleh pihak Grab berkat masukan yang diberikan kepada setiap partner mereka, agar bisa berkendara dengan baik dan mengutamakan keselamatan berkendara. Seperti rilis yang diterima detikOto, Kamis (27/12/2018).
Dalam rilis itu dikatakan, pengereman dan akselerasi mendadak merupakan pengalaman tidak menyenangkan bagi penumpang. Perilaku tersebut juga berhubungan erat dengan perilaku mengemudi yang tidak aman seperti mengemudi terlalu dekat di belakang kendaraan lain, cara mengemudi yang agresif dan kehilangan fokus di jalan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikenal dengan julukan "lead foot syndrome", perilaku mengemudi ini juga terbukti kurang ramah lingkungan karena mengeluarkan gas yang lebih berbahaya dan juga mencemari lingkungan.
"Mitra pengemudi kami melihat laporan telematika ini sebagai salah satu sarana praktis yang membantu mereka untuk menjadi pengemudi yang lebih baik. Mereka merasakan manfaat langsung ketika mereka dapat menghemat uang dengan berkendara lebih efisien, yang dapat menghemat bahan bakar mereka," jelas Nicholas Chng, Head of Safety and Security Grab.
Dengan melacak data telematika dan mengamati pola mengemudi, kami juga lebih mampu memberikan pelatihan proaktif kepada mitra pengemudi jika diperlukan.
Laporan telematika ini adalah bagian dari inisiatif 'Roadmap Teknologi Perjalanan Lebih Aman' kami yang lebih luas, mencakup pengukuran spesifik dengan tujuan mengubah kebiasaan berkendara mitra pengemudi.
Contohnya adalah dengan pemantauan tingkat kelelahan mitra pengemudi, untuk mendorong perubahan perilaku jangka panjang. (lth/dry)
Komentar Terbanyak
Mobil Esemka Digugat, PT SMK Tolak Pabrik Diperiksa
7 Mobil-motor Wapres Gibran yang Lapor Punya Harta Rp 25 Miliar
Cerita di Balik Polisi Kawal Mobil Pribadi Diprotes Pemobil Lain