Hal tersebut disampaikan Ketua Laboratorium Konversi Energi Elektrik Institut Teknologi Bandung (ITB) Agus Purwadi saat berbincang dengan detikOto.
ITB sendiri sudah berencana melakukan riset kendaraan listrik 3 roda atau e-Trike dan bus bus listrik berukuran medium selama 3 tahun ke depan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Coba Anda lihat, e-Trike sudah banyak beredar di jalanan tanpa payung yang legal, namun ini mendorong ekonomi kreatif dan tidak ada playernya. Jadi kami ingin sinergi, tidak usah head to head dengan yang lain," ujarnya.
![]() |
Riset yang akan dilakukan ITB akan fokus pada komponen yang dibutuhkan kendaraan listrik. Mulai dari motor Listrik BLDC 120 kW dan Motor Listrik SRM 5 kW, inverter sistem penggerak (Drive) Motor listrik BLDC 120 kw dan Motor listrik SRM 5 kW, purwarupa Microreformer Berbahan Bakar Biofuel, pengembangan Sistem Manajemen Energi (SMB) untuk ITB e-TRIKE dan e-Bus, alat pengisian baterai, smart dashboard untuk Kendaraan Listrik e-Trike, pengembangan range extender, dan platform untuk kendaraan listrik.
Salah satu dari 5 komponen itu, yakni smart dashboard sudah digunakan motor listrik nasional Gesits. Smart dashboard menurutnya mirip seperti smartphone dengan aplikasi Android.
"Semua informasi baterai tinggal berapa persen akan muncul di smart dashboard," ujarnya. (ddn/ddn)
Komentar Terbanyak
Selamat Tinggal Calo, Bikin SIM Wajib Ikut Ujian Lengkap
Naik Taksi Terbang di Indonesia, Harganya Murah Meriah
Kenapa Sih STNK Tak Berlaku Selamanya dan Harus Diperpanjang?