Ternyata Pengolahan Oli Bekas Itu Banyak Tahapannya

Ternyata Pengolahan Oli Bekas Itu Banyak Tahapannya

Rizki Pratama - detikOto
Kamis, 20 Sep 2018 18:29 WIB
Ilustrasi oli atau pelumas Foto: Mindra Purnomo
Jakarta - Mengelola pelumas atau oli bekas jadi menarik dibicarakan. Karena hingga saat ini banyak pengendara yang tidak mengetahui, bagaimana para pengusaha oli atau pelumas bekas mengolah limbah oli kendaraan.

Berdasarkan penelusuran detikOto, untuk bisa mengelola pelumas dan oli bekas, ada beberapa langkah yang diperlukan agar oli bekas kendaraan bisa digunakan lagi.



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengelolaan oli bekas yang legal akan melalui sejumlah proses panjang yang sudah diuji dan memenuhi syarat. Proses pemurnian kembali oli bekas dilakukan menggunakan metode Distilasi Thin Film Evaporation dan Hydrofinishing. Cara ini mampu memisahkan secara total kandungan bahan pelumas dari residunya.

Tahap pertama, minyak pelumas bekas direaksikan dengan bahan-bahan kimia temuan Mohawk. Tujuannya untuk memisahkan kandungan air dalam oli bekas, dan untuk menjamin kelancaran proses pemurnian, menghindari terjadinya penyumbatan dan karat.



Tahap kedua, minyak pelumas bekas yang sudah bebas dari kandungan air disuling dalam kondisi vakum. Proses ini untuk memisahkan bahan bakar yang terbawa seperti diesel atau solar.

Tahap ketiga, minyak pelumas bekas yang sudah terbebas dari kandungan air dan bahan bakar, dipisahkan dari residu yang terbawa dengan alat Thin Film Evaporator. Alat yang didatangkan dari Jerman ini mampu bekerja dalam kondisi vakum tinggi. Tahap ketiga ini menghasilkan minyak hasil destilasi yang telah terbebas dari air, bahan bakar dan residu.



Tahap keempat, minyak pelumas dasar yang masih mengandung belerang, klor dan pada tingkat molekuler terbentuk ikatan tak jenuh antar atom-atom karbon, direaksikan dengan gas hydrogen melalui proses Catalitic Hydrofinishing. Tujuannya untuk menjenuhkan kembali ikatan antar atom-atom karbon serta membebaskannya dari kandungan belerang dan klor. Proses ini menghasilkan minyak pelumas dasar yang jernih, yang sangat stabil terhadap reaksi oksidasi sehingga menjamin daya guna yang maksimum dari pelumas. Minyak pelumas dasar ini kualitasnya bahkan lebih baik dibandingkan dengan minyak pelumas dasar yang dihasilkan langsung dari minyak mentah.



Tahap kelima, dilakukan fraksionisasi terhadap minyak pelumas dasar yang sudah sempurna, untuk mendapatkan minyak pelumas dasar yang kental (heavy base oil) dan ringan (light base oil).

Seluruh proses pemurnian dilakukan secara otomatis yang dikendalikan oleh komputer dan dimonitor secara ketat di ruang pengendali sehingga dipastikan tidak ada setetespun oli bekas yang jatuh ke tanah yang berpotensi mencemari lingkungan. (lth/lth)

Hide Ads